TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Agus Widjojo mengatakan dia diundang untuk menghadiri Simposium Tragedi 1965, yang bakal diadakan pada 1-2 Juni 2016. Ia pun menyatakan akan menghadiri simposium bernama Simposium Nasional Anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) itu.
"Baru saya terima undangannya siang ini, berarti saya diundang. Saya akan datang untuk sesi pembukaannya saja," kata Agus saat dihubungi Tempo di Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.
Meskipun diundang, Agus menyatakan tak akan memberikan sambutan atau tanggapan terhadap pelaksanaan simposium tragedi 1965 itu. Simposium ini dianggap sebagai simposium tandingan atas simposium serupa yang diadakan pemerintah pada April lalu. "Saya hanya sebagai hadirin dan hadirat," kata Agus dengan nada santai.
SIMAK:
Menteri Luhut Tak Hadir di Simposium Anti-PKI, Ini Alasannya
Pendeta Nathan Pastikan Tak Hadir di Simposium Anti-PKI
Yudi Latif Tolak Undangan Simposium Anti PKI, Ini Sebabnya
Luhut Akan Sandingkan Hasil Dua Simposium 1965
Meskipun demikian, Agus menilai penyelenggaraan simposium ini perlu dilakukan di alam demokrasi. Kalau masih ada yang berbeda pendapat, kata dia, tidak ada yang bisa melarang. "Biar masyarakat yang menilai, nanti akan memperkaya khazanah masyarakat dalam memahami tragedi 1965," ujarnya.
Simposium bertema "Mengamankan Pancasila dari Bahaya PKI dan Ideologi Lain" ini rencananya akan dibuka Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. "Kedatangan Pak Menhan adalah dukungan formal untuk kegiatan ini," kata Ketua Pelaksana Letnan Jenderal Purnawirawan Kiki Syahnakri, Senin kemarin.
Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak berniat hadir dalam simposium tersebut, meski diundang. Alasannya, ia menilai kehadiran Menteri Pertahanan sudah cukup mewakili.
ARKHELAUS W