TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru memperkirakan sejumlah wilayah Riau pada Juni–bertepatan dengan Ramadan–bakal mengalami musim panas hingga Agustus 2016. Masyarakat Riau diminta meningkatkan kewaspadaan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kabut asap.
"Kita akan merasakan cuaca panas saat puasa nanti," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Posko Penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 30 Mei 2016.
Meski demikian, kata Sugarin, musim kemarau yang melanda Riau kali ini tidak begitu panas seperti 2015, yang mengalami El Nino cukup panjang. Riau bakal sering diguyur hujan dalam intensitas ringan hingga sedang. "Musim panas tidak begitu ekstrem karena masih ada potensi hujan," ucapnya.
Sugarin mengimbau masyarakat maupun pemerintah daerah supaya meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan saat menjalankan ibadah puasa. "Jangan sampai ada kebakaran lahan yang akan memperparah suhu panas di Riau," ujarnya.
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau Brigadir Jenderal TNI Nurendi mengaku akan memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan di Riau hingga September 2016. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan Provinsi Riau dalam mengantisipasi bencana kabut asap menyusul musim panas yang bakal melanda Riau pada Juni hingga Agustus mendatang.
"Status siaga kami perpanjang sebagai upaya preventif pencegahan kebakaran lahan," katanya.
Nurendi mengaku akan mengajukan perpanjangan status siaga kepada Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengingat status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan akan berakhir 4 Juni 2016.
RIYAN NOFITRA