TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rencana pembelian jet Sukhoi SU-35 tak diungkit dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia pada 23-25 Mei 2016. Meski urusan pembelian jet tempur itu ditangani Kementerian Pertahanan, Luhut sempat berkomentar bahwa Indonesia berminat membeli pesawat andalan Rusia itu.
"Tak ada membahas Sukhoi, saya cuma hadiri International Security Conference," kata Luhut di gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jumat, 27 Mei 2016. Meski terkait dengan pertahanan, Luhut tak membawa rencana pembelian alutsista itu ke Negeri Beruang Merah. "Saya jadi pembicara, menjelaskan pandangan Indonesia terkait penanganan terorisme," katanya.
Luhut, dalam pertemuan itu, menegaskan Indonesia menggunakan ‘soft approach' dalam penanggulangan terorisme. Pendekatan yang dimaksud adalah dari sisi agama dan budaya. "Saya garis bawahi di situ, bahwa Islam bukan ISIS, dan ISIS bukan Islam. Islam membawa kedamaian, bukan tindakan brutal yang seperti dilakukan kelompok itu," tuturnya.
Konsep pertahanan Indonesia, kata Luhut, diapresiasi banyak negara Timur Tengah. "Pendekatan itu diapresiasi, acara itu dihadiri 48 menteri berbagai negara."
Pembelian Sukhoi hingga kini masih alot. Kesepakatan pembelian delapan unit Sukhoi yang disebut Menhan Ryamizard Ryacudu belum rampung dibahas hingga kini. Kementerian Pertahanan menyampaikan bahwa pembelian itu masih terhambat pada skema pembayaran.
YOHANES PASKALIS