TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya Brigadir Kepala Seladi yang menghebohkan publik dengan pekerjaan sampingannya sebagai pemulung sampah, cerita lain soal polisi yang hidup sederhana dan anti suap juga muncul dari Makassar. Anggota Samapta Kepolisian Sektor Ujungpandang, Sulawesi Selatan, Ajun Inspektur Satu Mustamin, memilih bekerja sebagai tukang tambal ban untuk menambah penghasilan.
BALADA BRIPKA SELADI
Heboh Polisi Jujur: Seladi Pilih Memulung Ketimbang Suap
Ketua DPR Minta Bripka Seladi Tidak Meniru Briptu Norman
Pekerjaan itu dilakoni saat rehat dari tugas dinas. "Saya jadikan pekerjaan ini sebagai hobi yang tidak membosankan," kata Mustamin saat ditemui di tempat tambal ban di Jalan Amanagappa, Makassar, Kamis, 26 Mei 2016. Lelaki 57 tahun itu mengatakan, sudah 20 tahun menyambi sebagai tukang tambal ban. Dia mengaku pekerjaan sampingan itu dilakoni untuk mengusir rasa jenuh dari pekerjaannya.
Menurut Mustamin, pekerjaan itu tidak mengganggu tugasnya sebagai polisi karena dilakukan saat bebas tugas atau saat libur. "Saya mulai kerja sore sampai malam," ujar ayah tiga anak itu. Mustamin tidak menampik pekerjaan itu membuat sebagian keluargannya merasa malu. Tapi, dia bersyukur istrinya, Nursin Warlela, 53 tahun, dan ketiga anaknya tidak ikut mencibir pekerjaan sampingan itu.
BACA JUGA
Ayu Ting Ting ke Nagita-Raffi: Sok Romantis, Ntar juga Bubar
Mau 'Membuktikan', Guru SMK Ini Perkosa Siswi di Ruang OSIS
Mereka malah mendukung dan juga tidak merasa malu. “Memang pernah ada yang sarankan untuk hentikan pekerjaan itu," kata lelaki yang sudah 37 tahun menjadi polisi itu. Mustamin tergolong sukses membina anak-anaknya. Anak pertamanya, Muhammad Fajri, sukses menjadi polisi. Saat ini Fajri berpangkat brigadir dan menjabat sebagai Kepala Unit Intelijen di Polsek Aralle, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Anak kedua Mustamin bernama Faisal Widianto saat ini menjadi tenaga kerja di Jepang. Adapun anak bungsunya bernama Finarsi Mardana, hanya menjaga kios dagangan yang berada di dekat tempat tambal ban milik Mustamin. Adapun seorang anak angkatnya, Muhammad Yunus, juga menjadi anggota polisi. Yunus bertugas sebagai penyidik di Kepolisian Resor Mamasa.
BACA JUGA
Heboh Reklamasi: Beredar, Video Ahok Damprat Wartawan Tempo
Video Jokowi Ledek Kaesang: Cukuran Batok, Nguncrit!
Mustamin mengatakan, membuka usaha tambal ban bukan karena penghasilan sebagai polisi yang minim. "Daripada saya mencari penghasilan yang tidak halal, mendingan kerja begini," tuturnya. Dia menolak mengomentari adanya anggapan negatif bahwa sebagian polisi rela menerima suap untuk menambah penghasilan. "Saya dari kecil dididik untuk jujur, sabar, dan menghindari larangan Tuhan."
Pekerjaan tambal ban itu tak membuat Mustamin terhina. Dia justru bangga karena selain sebagai polisi, dia bisa mengerjakan aktivitas menghasilkan uang pada waktu senggang. Anak Mustamin, Finarsih, mengaku tidak malu akan pekerjaan ayahnya. "Kami tidak persoalkan apa pekerjaan Bapak. Yang penting sumber pendapatannya jelas dan halal," katanya.
ABDUL RAHMAN
BACA JUGA
Kata Ahok Soal Identitas Pemilik Akun Twitter @kurawa
Video Jokowi Ledek Kaesang: Cukuran Batok, Nguncrit!