TEMPO.CO, Surakarta - Acara Panggung Rakyat untuk mengenang peristiwa kerusuhan Mei kelabu di Solo gagal memutar film dokumenter Tragedi Mei 1998. Polisi meminta agar panitia penyelenggara membatalkan kegiatan tersebut pada Kamis malam, 26 Mei 2016.
Bahkan acara pentas seni itu harus berhenti lebih awal lantaran situasi cukup memanas. Beberapa pria tak dikenal masuk ke lokasi acara dan meminta agar acara itu dibubarkan.
Acara tersebut digelar di Gedung Djoeang 45 oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) bersama sejumlah elemen. Selain pemutaran film, acara sedianya juga akan diisi dengan pentas musik, baca puisi, dan orasi. "Polisi datang dan meminta acara dibatalkan," kata seorang aktivis Kontras, Indah Nurmasari, saat ditemui di lokasi.
Menurut Indah, polisi menyebut acara itu berisiko lantaran ada ormas yang akan menggeruduk tempat tersebut. Setelah negosiasi, polisi akhirnya memperbolehkan acara tetap berlangsung. Syaratnya, beberapa acara harus ditiadakan, seperti pemutaran film dokumenter dan orasi. Acara akhirnya berlangsung dengan menampilkan pentas musik.
Sekitar lima menit sebelum acara berlangsung, beberapa pria masuk ke lokasi acara. Mereka langsung berteriak-teriak agar acara tersebut dibubarkan. Polisi segera menarik pria-pria itu ke luar lokasi.
Kejadian itu membuat penyelenggara memilih menyudahi acara. Apalagi, di luar gedung, terlihat sekelompok orang bergerombol. "Kami heran, mengapa acara seperti ini mendapat tekanan?" ujar Indah. Padahal pihaknya mengaku telah memberikan pemberitahuan acara kepada kepolisian.
Juru bicara Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono, yang berada di lokasi mengaku tidak kenal dengan pria yang meminta acara dibubarkan. "Saya hanya datang bersama tiga kawan," tuturnya. Menurut Endro, dia belum mengetahui materi dalam acara tersebut. "Makanya kami datang untuk melihat."
Kepala Kepolisian Sektor Pasarkliwon Ajun Komisaris Nur Prasetyantoro enggan berkomentar saat ditemui di lokasi. "Maaf, saya tidak berwenang memberikan keterangan," ucapnya.
AHMAD RAFIQ