TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan, potensi tingginya gelombang pasang di wilayah perairan laut selatan DIY masih akan berlangsung, setidaknya hingga akhir pekan ini.
“Perkiraan tinggi gelombang pada 23-28 Mei di laut selatan masih berkisar 2,5-3,5 meter akibat kecepatan angin yang cukup signifikan,” ujar Koordinator Stasiun Klimatologi dan Radar Cuaca BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, Kamis, 26 Mei 2016.
Awal pekan ini, sejumlah warga dan nelayan di pesisir pantai selatan Gunungkidul dikejutkan dengan munculnya gelombang pasang yang tak biasa, dan menyebabkan puluhan kapal nelayan rusak, warung tenda milik warga hancur, serta infrastruktur rusak ringan hingga sedang.
“Karena ada angin timuran yang cukup kuat dan stabil dengan kecepatan rata-rata 10-20 knot (18-37 kilometer per jam) sehingga memicu gelombang lebih tinggi,” ujar Joko.
BMKG meminta warga dan wisatawan yang berada di pesisir untuk tetap waspada. Setidaknya, sampai angin timuran ini mereda. Sebab, kini, gelombang tinggi masih mungkin terjadi.
“(Gelombang tinggi) Ini berpotensi terjadi kapan saja, terutama ketika kecepatan angin kuat dan stabil,” ujarnya.
Tim Search and Rescue Pantai Baron Gunungkidul, sesuai dengan pantauan terakhirnya pada 25 Mei 2016, mencatat, gelombang pasang yang terjadi Senin petang itu menyebabkan sejumlah nelayan kehilangan kapal karena rusak atau terseret arus.
Sedikitnya enam pantai terdampak gelombang pasang. Di Pantai Baron, sembilan kapal rusak berat, 30 kapal rusak ringan, dua karung jaring/alat tangkap terbawa arus ke laut. Empat tenda lapak pedagang pun rusak berat. Di Pantai Sepanjang, lima unit gazebo ambruk dan tiga lapak warga terbawa arus.
Di Pantai Drini tercatat ada enam unit gazebo ambruk, dua lapak terbawa arus, dan satu unit warung makan isinya terbawa arus. Di Pantai Sadranan, lima lapak rusak ringan. Sedangkan di Pantai Somandeng, tercatat unit gazebo ambruk terbawa arus, satu warung dindingnya roboh, dan 30 lapak rusak ringan.
Di Pantai Ngandong, tiga unit gazebo ambruk dan dua lapak terbawa arus.
“Tidak ada korban jiwa, tapi kami minta nelayan terus waspada karena angin terasa lebih kencang. Baru lima kapal yang berani melaut hari ini,” ujar Sekretaris Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Baron Surisdianto kepada Tempo.
Selain merusak kapal nelayan dan lapak pedagang, gelombang pasang pada Rabu sore menghanyutkan lima wisatawan asal kampung Panekan, Magetan, Jawa Timur. Mereka nekat bermain di pantai, meski ombak sedang ganas.
“Rombongan siswa dan guru, empat orang yang terseret berhasil kami selamatkan, tapi satu siswa masih hilang sampai hari ini,” ujar Surisdianto.
PRIBADI WICAKSONO