TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo melantik enam kepala daerah. Mereka adalah empat gubernur asal Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Tengah. Ditambah dua wakil gubernur lain dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam sambutannya di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengatakan para kepala daerah terpilih akan menjalani hari-hari yang berat karena mesti memenuhi janji-janji politik. Sejumlah target yang mesti dipenuhi ialah kecukupan pangan, listrik, air bersih, peningkatan layanan pendidikan, serta kesehatan. "Tidak bisa sendiri, harus gotong royong. Saya yakin bisa kerja. Saudara wakil pusat," kata Jokowi di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016.
Agar proses pembangunan bisa cepat berjalan, Jokowi ingin visi dan misi pemerintah daerah selaras dengan target Nawacita. Ia ingin kepala daerah mengutamakan kebijakan nasional, terutama mengenai deregulasi dan debirokrasi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berpesan agar gubernur dan wakil gubernur dekat dengan rakyat dan tidak menghabiskan waktu di belakang meja. "Tingkatkan inovasi agar pemimpin hadir di tengah rakyat," ucapnya.
Enam kepala daerah yang dilantik ialah Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, yang menggantikan gubernur sebelumnya, yaitu Muhammad Sani. Lalu Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, yang menggantikan Gatot Pujo Nugroho. Gatot dinonaktifkan lantaran tersangkut kasus korupsi.
Berikutnya, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Ia mengisi posisi gubernur sebelumnya, yaitu Annas Maamun, yang juga terjerat kasus korupsi.
Kemudian, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Paduka Paku Alam X, yang menggantikan posisi wakil gubernur sebelumnya karena tutup usia. Terakhir, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dan Habib Said Ismail.
Gubernur Sugianto menyatakan akan menjalankan misi pemerintah pusat. Salah satunya pengerjaan infrastruktur jalan. Menurut dia, ruas jalan di daerahnya perlu perbaikan. Ia ingin ada pembagian tanggung jawab antara pemerintah daerah dan pusat. "Jalan provinsi itu ada sekitar 1.100 kilometer dan jalan nasional ada 2.200 kilometer," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN