TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pemerintah provinsi bersiap menggelontorkan Rp 13 miliar untuk membiayai rencana pembersihan sampah di Sungai Citarum mengerahkan anggota TNI. “Salah satunya di sepanjang aliran sungai itu akan ada patroli tiap hari. Jadi ada pembersihan sampah di sungai, juga ada penyadaran masyarakat khususnya pada yang terduga kuat membuang sampah ke sungai, baik Sungai Citarum induk dan anak-anak sungainya,” kata dia di Bandung, Senin, 23 Mei 2016.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, dana yang digunakan itu berasal dari dana pos tidak terduga yang biasanya digunakan untuk penanganan bencana alam. “Sudah ada izin dari Kementerian Dalam Negeri untuk menggunakan anggaran tidak terduga, itulah yang akan ktia gunakan melakukan operasi Citarum bersama TNI dan Polri,” kata dia. Duit Rp 13 miliar itu masih hitungan sementara dan tidak tertutup kemungkinan akan ditambah mengikuti kebutuhan di lapangan.
Menurut Aher, operasi bersama TNI untuk pembersihan sampah di Sungai Citarum itu akan digelar mulai 2 Juni hingga akhir Desember tahun ini. Operasi itu akan dimulai dalam dalam pekan pertama di awal Juni dengan kerja bakti seminggu penuh untuk membersihkan Sungai Citarum. “Selanjutnya kerja bakti itu akan dilakukan tiap Sabtu,” kata dia.
Lewat kerja bakti tiap hari selama seminggu penuh itu, pemerintah provinsi menargetkan Sungai Citarum sudah bersih dari sampah. Baru selepas itu akan digelar patroli setiap hari oleh anggota TNI. “Kita akan minta TNI untuk menugaskan polisi militernya yang akan bergerak patroli di sepanjang Sungai Citarum dan anak-anak sungainya,” kata Aher.
Aher mengatakan, dalam patroli itu petugas TNI akan menegur pelaku pembuang sampah ke badang sungai. “Sementara kita tidak biara sanksi, bicara penyadaran. Kalau sesudah itu baru bicara sanksi. Ini gerakan yang menggerakkan masyarakat untuk merawat Citarum bareng-bareng,” kata dia.
Dia juga meminta dalam patroli itu, anggota TNI juga memeriksa dan mengawasi tiap Instalasi Pengolahan Air Limbah milik industri yang saluran buangannya mengarah ke badan Sungai Citarum. “Pendekatannya sosial, penyadaran. Kalau ditemukan membuang limbah segera tutup, segera selesaikan. Gerakan ini penyadaran, daripada memperkarakan rame dor dari mending sejak awal kita minta mereka berubah,” kata Aher.
Aher mengatakan, prioritas pembersihan sampah itu ditujukan pada ruas 77 kilometer pertama Sungai Citarum, dari hulu sampai batas Waduk Saguling, selain anak-anak sungai yang diduga menjadi sumber utama pemasok sampah ke sungai itu. “Sampah itu pasti terbuang dari kawasan-kawasan permukiman,” kata dia. Konsetnrasi pengawasan ditujukan pada areal rumah tangga di pinggiran Citarum, pasar, hingga pertokoan.
Sejak bulan lalu pemerintah Jawa Barat menyiapkan kerjasama dengan TNI untuk membersihkan Sungai Citarum pasca geger horor sampah di Sungai Cikapundung, salah satu anak Sungai Citarum yang tersumbat karena tumpukan sampah. Aher meminta bantuan TNI memperluas skala pembersihan sampah sungai menyusul pembersihan sumbatan sampah Sungai Cikapundung yang dilakukan hari ini di Jembatan Cijagra dan ujung Sungai Citepus Bandung. “Kita akan melaksanakan operasi militer selain perang,” kata dia di Bandung, Kamis, 24 Maret 2016.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan TNI sudah menyanggupi untuk membantu pembersihan sampah di aliran sungai menyokong program Citarum Bestari. Sampah yang mengalir sepanjang Sungai Cikapundung misalnya akan bermuara di Sungai Citarum. “Kita akan lebih serius lagi untuk menyesaikan Citarum. Problem Citarum dua, pertama banjir, kedua kotor. Sampah itu bagian dari kotornya,” kata dia.
AHMAD FIKRI