TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto percaya diri bahwa partainya tidak terpengaruh dengan citra dia. Ia yakin dalam kurun enam bulan kepengurusannya, citra Partai Golkar akan pulih kembali.
Meski sempat tersandung kasus papa minta saham, Setya bersikukuh tidak pernah melakukan perbuatan tercela. "Saya tidak pernah berbuat kejahatan," katanya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016.
Kasus tersebut membuat Setya mundur dari jabatan Ketua DPR. Menurut Setya Novanto, yang tahu dia bersalah atau tidak, adalah anggota DPR yang lain. Bila selama ini konotasi negatif melekat padanya, ia menyerahkan semua pada masyarakat. "Tergantung lihat dari sisi mana, semua yang saya lakukan demi kepentingan bangsa dan partai," ujarnya.
Walaupun sempat tersandung kasus tersebut, dukungan terhadap Setya Novanto tidak surut. Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar di Nusa Dua, Bali, 16 Mei lalu, dia terpilih sebagai Ketua Umum Golkar periode 2016-2019. Dia berhasil mengalahkan tujuh calon lainnya.
Mantan Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung mengatakan kasus yang menyeret Setya adalah masalah hukum. Menurut dia, hal tersebut mungkin berdampak bagi citra partai. Namun Kejaksaan Agung telah menganggap tidak ada unsur pelanggaran yang dilakukan Setya. "Kalau ia concern pada isu permasalahan yang dihadapi rakyat, masyarakat pun akan mengerti," kata Akbar, Selasa, 17 Mei 2016.
FAIZ