TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti akan memasuki masa pensiun pada Juli 2016. Bila Presiden Joko Widodo tidak memperpanjang masa jabatannya, perwira tinggi kelahiran Jember, Jawa Timur, itu otomatis bakal purnatugas.
Menjelang masa pensiun Badrodin, beredar nama sejumlah jenderal yang dinilai layak menjadi penggantinya. Mereka adalah Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Inspektur Pengawas Umum Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Syafruddin, dan Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional Komisaris Jenderal Suhardi Alius.
Menanggapi beredarnya nama-nama tersebut, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane enggan berkomentar banyak. Menurut dia, nama-nama itu sudah sering disebut karena dilihat usia dan jenjang kepangkatannya memang layak memimpin Polri. "Nama-nama tersebut sudah umum disebutkan, saya belum mau berkomentar," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 18 Mei 2016.
Baca juga:
Ribut PKI, Presiden Sukarno: Pancasila Itu Kiri!
Ini Kepengurusan Golkar Pimpinan Setya Novanto
Pembunuhan Karyawati: 31 Adegan, Pelaku Sempat Bercumbu
Sakit Jantung, Deddy Dores Meninggal
Berbeda dengan Neta, mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional M. Nasser justru menyebutkan ada enam jenderal bintang tiga yang layak masuk bursa calon Kapolri. Selain lima nama di atas, Nasser menyebutkan Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso juga masuk daftar.
Tak hanya Buwas, sapaan untuk Budi Waseso, kata Nasser, Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Anang Iskandar juga dimungkinkan untuk masuk daftar. "Ada peluang Kabareskrim akan ikut pencalonan. Dia juga perwira bintang tiga," kata Nasser.
Nasser menuturkan tujuh nama yang masuk bursa Kapolri itu berdasarkan pertimbangan pengalaman serta prestasinya selama berkarier di kepolisian. Nasser mengaku Kompolnas memilih para calon dengan pengalaman baik sebagai pengganti Badrodin. "Mereka ini rata-rata angkatan kepolisian tahun 1982, 1983, dan 1984. Kami memilih yang punya pengalaman baik."
Ketika ditanya peluang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian menjadi calon Kapolri, Nasser menjawabnya dengan santai. Menurut dia, Tito tidak direkomendasikan dengan alasan masih terlalu muda. "Tito masih terlalu muda. Tidak kami rekomendasikan karena tidak bagus untuk organisasi kepolisian jika terlalu muda," ujarnya.
INGE KLARA SAFITRI