TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Golkar Setya Novanto mengklaim memiliki hubungan baik dengan Presiden Joko Widodo, terutama pascakasus permintaan saham PT Freeport Indonesia yang dilakukannya.
"Hubungan (saya) dengan Pak Jokowi selalu baik," kata Setya di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa, 17 Maret 2016.
Sebelumnya, pihak Istana Kepresidenan tidak melupakan kasus “Papa Minta Saham” yang melibatkan Setya. Meski begitu, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, peristiwa tersebut tak bisa dikaitkan dengan terpilihnya Setya.
"Yang terjadi di Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar dan peristiwa itu adalah dua hal yang terpisah," ujar Pramono ketika ditemui awak media di kantornya.
Setya lengser dari jabatan Ketua DPR karena tersandung kasus “Papa Minta Saham”. Posisinya lantas digantikan Ade Komarudin. Dalam kasus itu, dia mencatut nama Presiden Joko Widodo untuk meminta imbalan saham dalam proses negosiasi kontrak karya Freeport. Sekarang kasus itu sedang ditangani Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung.
Selain kasus itu, Setya pernah terseret kasus lain, seperti katebelece Pertamina, elektronik KTP, dan suap PON Riau 2012. Ketika ditanya soal banyaknya kasus itu, Setya tidak mau menjawab. Dia hanya tersenyum.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan Setya tidak bersalah dalam kasus itu. "Kalau enggak bersalah, kan enggak apa-apa," katanya.
Adapun Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie tidak mempermasalahkan masalah kontroversial itu. Menurut dia, setiap orang ada yang suka dan tidak suka. "Hidup ada suka dan enggak suka," ucapnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF