Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dimintai Uang, Bupati Subang Siap Buka-bukaan ke KPK

image-gnews
Bupati Subang Jawa Barat, Ojang Suhandi mengenakan rompi tahanan berjalan keluar dengan kawalan petugas usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Gedung KPK, Jakarta, 12 April 2016. Ojang Suhandi merupakan salah satu tersangka yang terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Subang pada Senin (11/4) lalu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Bupati Subang Jawa Barat, Ojang Suhandi mengenakan rompi tahanan berjalan keluar dengan kawalan petugas usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Gedung KPK, Jakarta, 12 April 2016. Ojang Suhandi merupakan salah satu tersangka yang terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Subang pada Senin (11/4) lalu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tersangka kasus suap perkara Badan Pelayanan Jaminan Sosial Kabupaten Subang, Ojang Suhendi, telah mengajukan permohonan ke Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menjadi justice collaborator. Ojang akan membeberkan perihal dirinya yang pernah dimintai uang sebesar Rp 1,4 miliar saat proses penyidikan kasus korupsi BPJS Subang di Kepolisian Daerah Jawa Barat.

Melalui kuasa hukum Ojang, Rohman Hidayat, mengatakan, pengajuan menjadi justice collaborator KPK itu untuk membantu komisi antirasuah mengungkap dugaan praktik korupsi yang dilakukan oleh penyidik di Polda Jawa Barat. Ia mengaku, klienya telah memberikan uang sebesar Rp 1,4 miliar ke pihak penyidik melalui kuasa hukum terdakwa kasus BPJS Subang Budi Subiantoro.

"Alasannya untuk membayar uang pengganti kerugian negara. Uang itu berasal dari saku Pak Ojang dan Pak Budi," ujar Rohman kepada Tempo melalui sambungan telepon, Rabu, 18 Mei 2016.

Rohman mengatakan, uang tersebut diserahkan pada proses penyidikan dua terdakwa kasus sunat anggaran BPJS Subang, yakni mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Budi Subiantoro dan mantan Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinkes Subang Jajang Abdul Kholik. Pada saat proses penyidikan itu, Ojang yang saat itu menjabat sebagai bupati Subang, turut dijadikan sebagai saksi.

"Yang minta uang itu adalah kuasa hukum Pak Budi yang pada saat itu ditunjuk langsung oleh penyidik. Dia memberi saran ke Pak Ojang, untuk membayar uang itu agar kasusnya gak ke mana-mana," kata Rohman.

Namun, hingga saat ini, Ojang merasa ada yang tidak beres dari pemberian uang tersebut. Pasalnya, sampai saat ini kejelasan uang itu ke mana belum diketahui. "Uang itu diserahkan ke pengacara berinisial NK tapi hingga saat ini belum ada kejelasan," ujarnya.

Untuk itu, Ojang bersedia menjadi justice collaborator KPK untuk mengungkap dugaan pemerasan yang dilakukan oknum penyidik Polda Jawa Barat. Ia berharap KPK bisa mengabulkan permohonan kliennya untuk menjadi justice collaborator.

"Untuk menjadi justice collaborator, yang akan kita lakukan untuk membuka kejelasan perkara saat penyidikan di Polda,"kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ojang Suhendi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap jaksa oleh KPK. Ojang dicokok KPK pada tanggal 11April 2016. Di hari yang sama itu, KPK pun menangkap jaksa dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Devianti, karena dituding telah menerima duit suap dari Ojang yang digunakan untuk mengamankan kasus korupsi BPJS Subang.

Dalam perkara korupsi Subang, Pengadilan Negeri Bandung telah memvonis dua orang pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, yakni Budi dan Jajang. Keduanya divonis hukuman 4 tahun bui.

Direktur Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Ama Kliment mengatakan, tuduhan pengacara Ojang harus disertai dengan bukti. "Dia harus kasih bukti dong," ujar Ama yang baru saja dilantik sebagai Drkrimsus Polda Jabar pada bulan Januari 2016, kepada Tempo.

Ama menilai, dalam kasus korupsi BPJS Subang penyidik tak ada urusan dengan Ojang. Pada saat itu, penyidik Polda Jabar hanya menangani dua pejabat Dinkes Subang, Budi dan Jajang.

Menurut dia, hingga saat ini tak ada bukti penyidik Polda Jabar menerima uang pengganti sebesar Rp 1,4 miliar yang dituduhkan kuasa hukum Ojang. "Saya heran dengan pernyataan pengacara pak bupati," kata dia.

IQBAL T. LAZUARDI S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

24 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

40 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

42 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

43 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

43 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.


Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

51 hari lalu

Pejalan kaki melintas di antara kabel fiber optik yang berada di jalur pedestrian, kawasan Kramat Raya, Jakarta, Senin, 11 November 2019. ANTARA
Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Bandung Infra Investasma (BII) dan PT Jaringan Pintar Bersama (JBB) untuk menertibkan kabel fiber optik.


4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

57 hari lalu

Kampung Buyut Cipageran. Instagram
4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

Secara geografis, kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung. Kota Cimahi menawarkan beragam wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.