TEMPO.CO, Jakarta - Tim SAR gabungan masih terus mencari lima korban yang hilang akibat terseret banjir bandang dan longsor di kawasan wisata Air Terjun Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Ahad kemarin. Pihak Brimob pun mengerahkan anjing pelacak untuk mencari kelima korban hilang.
“Sebanyak 320 personel tim SAR gabungan dari BNPB, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, pecinta alam, NGO, mahasiswa, relawan, dan masyarakat melakukan evakuasi dan mencari korban,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 17 Mei 2016.
Sutopo mengatakan tim SAR gabungan dibagi menjadi tiga kelompok untuk menyusuri sungai. Batu-batu besar di sepanjang sungai menjadi penyebab kendala pencarian. “Korban yang ditemukan sebagian tertimbun material longsoran dan batu-batu yang terbawa banjir bandang,” katanya.
Rapat evaluasi pencarian malam ini telah dilakukan dan tim SAR gabungan berfokus melanjutkan pencarian besok pagi dengan lebih tajam dan efektif. Total, 56 korban selamat dari kejadian itu, satu orang menderita luka, 16 orang meninggal dunia, dan lima lainnya masih belum ditemukan.
Banjir bandang dan longsor kemarin, selain menimbulkan korban jiwa, menyebabkan jalan penghubung Desa Bandar Baru tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Tempat wisata pun ditutup sementara.
Bercermin dari peristiwa tersebut, BNPB mengimbau masyarakat selalu berhati-hati dan waspada jika melakukan aktivitas di pegunungan, seperti mendaki, berkemah, atau berwisata. “Hendaknya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan rambu peringatan,” ucap Sutopo.
Dia mengatakan saat ini masih musim peralihan dari penghujan ke kemarau, yang cenderung lebih basah. Akibatnya, potensi terjadi hujan berintensitas besar masih tinggi dan rawan banjir bandang, longsor, serta puting beliung. “Jauhi sungai jika kondisi cuaca di bagian hulu sudah gelap dan hujan.”
GHOIDA RAHMAH