TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku merasa terusik ketika melihat fasilitas di negara tetangga jauh lebih baik daripada di Indonesia. Ia meminta instansi terkait merapikan jalur perbatasan, agar pembangunan tidak terpusat di Jawa saja.
Dulu, pembangunan memang dikonsentrasikan di Jawa. Sekarang, pembangunan mulai disebar, tidak Jawa-sentris, tapi Indonesia-sentris. "Ini sudah kita mulai. Jalan tol Trans-Sumatera sudah dimulai di Lampung," katanya.
Menurut Presiden, setiap berkunjung ke Sumatera, dia selalu memeriksa pekerjaan dan permasalahan. "Sampaikan ke say kalau ada masalah tanah, saya telepon menteri, kok pembebasan lama sekali. Saya cek lagi, belum apa-apa, ya ganti. Mesti dicopot, dong," kata Jokowi dalam keterangan tertulisnya di Crystall Ballroom, Hotel Lotte, Korea Selatan, Ahad, 15 Mei 2016.
Dalam kesempatan ini, Presiden sempat menyatakan kecemburuannya terhadap fasilitas di perbatasan Timor Leste, yang menurut dia jauh lebih bagus daripada di Indonesia. Begitu pula dengan fasilitas di Entikong.
"Kalau saya pergi ke Matoai, di Timor Leste, gedung besar, jalan bagus. Di tempat kita, saya enggak berani ngomong. Saya minta pekan ini juga bangunan diruntuhkan dan harus lebih bagus dari yang di sana," ucapnya.
Jokowi berharap, ke depan, target membuka lapangan kerja dapat dipenuhi. Dengan demikian, terjadi pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pembangunan.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI