TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan membantah meminta sejumlah calon Ketua Umum Golkar mendukung Setya Novanto dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar.
Menurut Luhut, dia hanya menanyakan sikap pemilihan melalui sistem terbuka atau tertutup. "Enggak ada minta dukungan," kata Luhut di Nusa Dua Convention Center, Minggu, 15 Mei 2016.
Dengan sistem terbuka, para pemilik suara, yakni DPD I dan II, akan menyebut nama calon ketua umum secara terang-terangan. Sedangkan sistem tertutup, pemilik suara akan memilih calon ketua dengan mengisi surat suara. Sampai sekarang, panitia dan peserta belum menyepakati sistem pemilihan.
Sebelumnya, Luhut melakukan pertemuan dengan Novanto di restoran Table 8, The Mulia Hotel, Nusa Dua. Hotel tersebut juga merupakan tempat tinggal Luhut, Novanto, dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham selama munaslub berlangsung hingga 17 Mei nanti.
Setelah bertemu Novanto, Luhut berbincang dengan calon ketua umum lainnya secara bergantian, yakni, Priyo Budi Santoso dan Indra Bambang Utoyo. Luhut juga memantau Munaslub Golkar. "Kan saya orang Golkar," katanya.
Seorang petinggi Golkar, yang tahu pertemuan tersebut , mengatakan Luhut aktif meminta calon ketua umum lain mendukung Novanto. Adapun Indra, yang sempat berbincang dengan Luhut selama 30 menit dalam perjalanan dengan mobil golf di The Hotel Mulia, menjelaskan pertemuan itu hanya menanyakan sikap sistem pemilihan.
Menurut Indra, Luhut meminta dia jangan ikut-ikutan soal sistem terbuka atau tertutup. "Saya bilang enggak ikutan," katanya. "Dari awal, saya duluan yang ngomong tolak (sistem pemilihan) terbuka."
Alasannya, ucap dia, sistem terbuka akan menghasilkan calon ketua umum secara aklamasi. Cara itu yang berlaku di Munas Bali 2014, yang memenangkan Aburizal Bakrie.
HUSSEIN ABRI YUSUF