Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NU Jawa Timur Anggap Buku Aliran Kiri Bangkitkan Komunisme

image-gnews
Ilustrasi buku. Sxc.hu
Ilustrasi buku. Sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur Soleh Hayat mengatakan Nahdlatul Ulama Jawa Timur tidak akan ikut merazia buku-buku ideologi komunisme dan sosialisme. Dia menyerahkan razia buku-buku itu kepada polisi dan prajurit TNI. "Kalau sweeping buku-buku aliran-aliran kiri itu tugasnya polisi dan TKI," ujar Soleh kepada Tempo, 16 Mei 2016.

Razia buku oleh polisi ini dinilai NU sangat tepat dilakukan, menurut Soleh adanya buku-buku berideologi komunisme dan sosialisme dapat merusak generasi bangsa. Selain itu, keberadaan buku-buku dia nilai sebagai pertanda komunis akan dibangkitkan lagi. "Ada upaya membangkitkan komunis lagi dengan munculnya buku-buku itu," katanya.

Buku-buku marxisme karya Karl Marx maupun beberapa buku karya Pramoedya Ananta Noer dianggap menyebarluaskan ideologi sosialisme dan komunisme. "Itu sebagian contoh buku-buku aliran kiri," kata Soleh.

Baca: Geger PKI, Pemerintah Diminta Jamin Tak Ada Sweeping

Nahdlatul Ulama, ujar Soleh hanya akan ikut membantu menertibkan kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk membangkitkan komunisme dan PKI. "Kami akan minta tolong Banser untuk membantu polisi membubarkan acara itu," ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Satuan Koordinator Wilayah Banser Jatim Umar Usman mengatakan Banser tidak akan melakukan razia buku-buku berideologi komunisme dan sosialisme. Menurutnya razia itu adalah kewenangan polisi dan prajurit TNI. "Banser seluruh Jawa Timur tidak ikut merazia," ujarnya. Usman mengatakan Banser mendukung razia buku-buku berideologi komunisme yang dilakukan polisi.

Berbeda halnya dengan Muhammadyah dan Ansor di Yogyakarta. Pimpinan Daerah Muhammadyah Kota Yogyakarta menolak maraknya aksi sweeping buku-buku yang dituding berbau komunis secara sepihak oleh aparatur negara.

Aparat belakangan gencar melakukan aksi sweeping buku, film, hingga pakaian yang dinilai menyebarkan ancaman paham komunis. Tindakan ini dinilai kalangan Muhammadyah rentan pelanggaran hak asasi manusia dan mengebiri sikap kritis masyarakat.

Baca: Komnas HAM: Pemerintah Harus Jelaskan Ketakutan terhadap PKI

"Harus dibuktikan secara hukum apakah buku atau apapun itu mengadung penyebaran paham komunis, ini negara hukum, aksi main sita dan sweeping itu justru menjadi teror baru di masyarakat yang sudah berani bersikap kritis," ujar Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Organisasi Pimpinan Daerah Muhammadyah Kota Yogyakarta Ashad Kusuma Jaya kepada Tempo, Minggu 15 Mei 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ashad khawatir aksi aparat yang berlebihan menanggapi isu kebangkitan komunisme itu akan ditiru sebagaian kelompok masyarakat untuk melakukan tindakan serupa tanpa dasar hukum.

Adanya kabar sweeping pada penerbit buku-buku sosial di Yogya dan sekitarnya, Ashad menilai salah sasaran. "Saya pribadi melihat buku-buku di Yogya kebanyakan berisi pemikiran kritis, tentang ketimpangan ekonomi, kebijakan pemerintah, tapi tidak pernah menemukan yang isinya menghasut untuk membangkitkan komunis," ujar Ashad.

Baca: Unair Bebaskan Mahasiwa Lahap Buku-buku Pemikiran Kiri

Terkait pernyataan Presiden Joko Widodo kepada Kapolri dan Panglima TNI pekan lalu untuk menindak hal-hal yang terkait penyebaran paham komunis, Ashad mengatakan presiden perlu memperbaiki komunikasi dengan jajaran aparaturnya agar tak menimbulkan multi intepretasi.

"Penindakan itu jangan sampai dimaknai untuk memberangus kebebasan masyarakat berekspresi dan berpikir kritis, komunikasi presiden harus diperbaiki," ujarnya.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Yogyakarta Ambar Anto pun menolak keras aksi sweeping aparat mauapun ormas pada buku-buku, film, atapun produk apapun yang dianggap menyebarkan paham komunis.

"Kalau buku itu karya ilmiah yang dianggap menyebarkan faham salah, harusnya dilawan dengan karya juga, bukan main sweeping, bukan jamannya main fisik untuk memerangi karya ilmiah, " ujar Ambar.

EDWIN FAJERIAL | PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

12 jam lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

14 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

34 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya


Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan memberikan sambutan saat deklarasi relawan Garda Matahari di Jakarta, Jumat 17 November 2023. Relawan Garda Matahari mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden dari koalisi perubahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.


Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.


Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Pekerja melakukan perawatan rumput lapangan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur, Senin 13 Maret 2023. Perbaikan sejumlah fasilitas agar sesuai standar FIFA di stadion itu dalam rangka persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di stadion itu pada Mei mendatang. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.


Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.