TEMPO.CO, Bengkulu - Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud, melalui juru bicaranya, Anwar Hamid, menduga ada orang-orang yang berusaha menjebaknya dengan meletakkan obat-obatan di ruang kerjanya. Obat-obatan itu diduga sebagai narkoba. "Kami melihat ada sesuatu yang janggal pada operasi dan penggeledahan," kata Anwar, Kamis, 12 Mei 2016.
Kejanggalan itu antara lain rusaknya kamera pengawas atau CCTV di ruangan tersebut. Padahal alat itu baru empat bulan digunakan. Keganjilan lain adalah hilangnya buku tamu di ruang kerja Bupati. Selain itu ditemukan sisa sobekan kecil buku tamu yang telah dibakar di tempat sampah.
"Kami curiga ada keterlibatan orang dalam pada kejadian ini," ujar Ketua Partai Golkar Bengkulu Selatan itu. Anwar memastikan obat-obatan tersebut bukan milik Dirwan. "Beliau merokok saja tidak, apalagi mengkonsumsi narkoba."
Untuk membuktikan bahwa Bupati tidak terlibat, Anwar akan membantu Badan Narkotika Nasional Provinsi Bengkulu menemukan pemilik obat-obatan itu. "Kami telah mengumpulkan data, sehingga dalang dari semua ini bisa diungkap," tuturnya.
Kepala BNN Provinsi Bengkulu Budiharso berujar pihaknya sedang memeriksa beberapa saksi, antara lain Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan dan staf Bupati. "Kami memeriksa beberapa saksi," ucapnya.
Sebelumnya, BNN Bengkulu menemukan 2 butir obat berwarna biru, 2 butir obat berwarna merah, dan serbuk obat dalam penggeledahan di ruang kerja Dirwan, Selasa, 9 Mei 2016.
Hasil tes urine terhadap Bupati dan stafnya negatif. Penggeledahan ruangan bupati itu didasari informasi dari masyarakat yang mencurigai beberapa orang, termasuk Bupati, mengkonsumsi narkoba di ruang kerja.
PHESI ESTER JULIKAWATI