TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Bambang Supriyatno mengimbau masyarakat berhati - hati dalam memilih Fakultas Kedokteran. Menurut Bambang, saat ini banyak Fakultas Kedokteran yang meluluskan mahasiswanya dengan kompetensi yang tidak mencukupi. Akibatnya, mereka tidak bisa menjadi dokter.
"Sedbanyak 42% Fakultas Kedokteran di Indonesia terakreditasi C, yang paling baik itu A lalu B," ujar Bambang dalam diskusi bertajuk Darurat (Pendidikan) Profesi Kedokteran di Gedung Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Mei 2016.
Selain akreditasi yang kurang baik, Bambang juga menilai pengawasan terhadap fakultas kedokteran, terutama di universitas swasta, sangat kurang. Sebagai contoh, Bambang bahkan pernah menemukan mahasiswa kedokteran yang berasal dari jurusan sosial, termasuk dari SMK dan STM. "Jika dibiarkan, pendidikan kedokteran di Indonesia akan semakin carut marut," katanya.
Konsil Kedokteran Indonesia, kata Bambang, sudah berkali - kali menegur Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagai regulator, namun tidak terlihat adanya perubahan. "Saya juga pernah bilang di depan dekan - dekan, kalau tidak mau dibina, akan dibinasakan," katanya. "Namun yang ada malah saya dikirimi surat ancaman."
Bambang mengatakan, kualitas dokter Indonesia harus diperhatikan, terlebih setelah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Indonesia. "Jika kualitas dokter Indonesia menurun, bukan tidak mungkin Indonesia akan diserbu dokter asing.
Konsil Kedokteran Indonesia atau KKI merupakan suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden. KKI bertugas melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran.
PRADITYO ADI | NUNUY