TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengakui ada penurunan nilai rata-rata capaian sekolah-sekolah dengan adanya ujian nasional berbasis komputer, terutama pada sekolah yang nilainya tinggi tapi memiliki indeks integritas rendah.
“Jadi kami melihat sebagai gambaran 2014/2015 saat pertama kali memakai UNBK, sekolah seperti itu turun, karena dulunya ada sesuatu,” kata Nizam saat ditemui di kantor Kemendikbud, Senin, 9 Mei 2016.
Nizam mengakui penurunan nilai rata-rata juga terjadi lagi di tahun ini, pada sekolah-sekolah yang beralih dari ujian manual memakai kertas menjadi UNBK, tapi ada peningkatan pada indeks integritas sekolah-sekolah itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan dengan adanya ujian berbasis komputer akan mengurangi kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional, sehingga nilai yang dihasilkan mencerminkan kenyataan. “Dahulu prestasi dinilai tak gambarkan kenyataan,” ujarnya.
Anies melanjutkan, bahwa memang ada kendala dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer. “Jadi UNBK itu kendalanya adalah infrastruktur, listrik, dan komunikasi,” ujarnya.
Anies mendorong penggunaan komputer yang meluas di kalangan siswa saat sehari-hari, bukan penggunaan komputer saat ujian saja. Karena alasan itu, ia melarang sekolah membelanjakan komputer jika hanya untuk menghadapi ujian nasional.
DIKO OKTARA