TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan ada 25 ribu remaja Indonesia yang mengakses situs pornografi setiap hari. Jumlah itu, kata dia, diketahui dari tamu asal Thailand yang membidangi cyber crime.
"Jumlah itu sifatnya gambaran (image). Lewat pantauan satelit, menangkap 25 ribu image anak Indonesia setiap hari melihat pornografi," kata Yohana di gedung Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016.
Yohana tak menjelaskan gamblang siapa tamu asal Thailand yang dimaksud. Dia juta tak mengungkapkan secara detail data yang didapatnya. Sumber data tersebut, kata dia, bersifat privasi.
"Saya juga tak boleh mengetahui, mungkin ada satelitnya sendiri, kaitannya dengan cyber crime. Intinya, image 25 ribu itu, yang kami dapat, adalah anak (remaja)," ujarnya.
Baca juga: Kekerasan Seksual, Menteri Yohana: Aparat Hukum Tidak Tegas
Pengakses situs pornografi, kata Yohana, bisa dipantau sistem keamanan terkait dengan komunikasi. "Kecuali (pornografi) dikopi ke compact disk atau kaset, mungkin tidak (terpantau), tapi yang lewat media sosial, atau ponsel jelas terlihat," ujarnya.
Yohana mengaku sempat meminta hasil pantauan khusus Jakarta. Dia pun kaget saat mengetahui hasilnya. “Di Jakarta tak ada titik yang kosong (dari pengakses situs porno), semua wilayah sini darurat pornografi."
Yohana dan Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA bersedia mengadopsi sistem negara lain yang bisa mendukung pengurangan intensitas pornografi. Selain data dari Thailand, dia mengatakan telah berkunjung ke Filipina untuk melihat atau belajar bagaimana cara mereka mengatasi darurat pornografi.
Bahaya pornografi, kata Yohana, sebenarnya ada di ranah Kementerian Agama. Sedangkan Kementerian PPPA fokus pada kekerasan seksual pada anak dan perempuan. "Tapi kami juga memperhatikan, jadi harus ada kerja sama lintas kementerian," ujarnya.
Menurut Yohana, Indonesia harus menyiapkan generasi yang lebih untuk kehidupan mendatang. "Waktu kita pendek, 10-20 tahun lagi kita harus punya generasi yang bebas pornografi, jadi perilaku mereka lebih baik dari kita."
YOHANES PASKALIS