TEMPO.CO, Denpasar - Seorang mantan atlet bela diri asal Prancis ditembak mati oleh polisi di Bali setelah melawan saat hendak ditangkap. Polisi terpaksa menembak mati Amokrane Sabet setelah dia secara membabi buta menikam dan membunuh seorang petugas.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Sugeng Priyanto mengatakan Sabet ditembak pada Senin, 2 Mei 2016, di depan villa sewaannya di Badung. Sebagaimana dilansir dari laman Asian Correspondent, saat hendak ditangkap, Sabet—yang visa turisnya berakhir September lalu—mengacungkan pisau kepada polisi dan petugas imigrasi.
Sabet mengejar seorang petugas dan berulang kali menikamnya hingga jatuh. Sugeng mengatakan polisi menembak Sabet setelah ia mengabaikan tembakan peringatan.
"Kami memberinya tembakan peringatan. Pelaku menikam salah satu petugas kami di beberapa tempat. Dia mengabaikan tembakan peringatan sehingga kami menembaknya," kata Sugeng.
Petugas yang ditikam, Anak Agung Putu Sudiarta, 39 tahun, juga meninggal karena delapan luka tikaman di leher, paha, dan dada. Sudi memburu Sabet setelah menerima keluhan dari warga yang menyebut Sabet, 49 tahun, sebagai biang kericuhan.
"Dia tinggal di Bali selama dua tahun dan membuat banyak masalah bagi penduduk setempat, seperti menolak membayar setelah makan di restoran lokal," ujar Sugeng. Sabet juga kerap menolak membayar fasilitas wisata.
Anehnya, unggahan pada akun Facebook Sabet muncul lebih dari 24 jam setelah kematiannya. Tidak diketahui siapa yang membuat unggahan itu.
ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA