TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tak ada kecurigaan terkait dengan penangkapan warga negara Cina oleh Satuan Keamanan TNI Angkatan Udara di Bandara Halim Perdanakusuma pada Selasa, 26 April 2016. Kelimanya memakai seragam ala militer saat ditangkap karena melakukan pengeboran di area Pangkalan Udara Halim tanpa izin.
"Itu teknis saja. Mereka sedang soil test. Yang mereka pakai juga bukan baju militer Cina, tapi baju militer Amerika, cuma gaya-gayaan," ucap Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 28 April 2016.
Luhut membenarkan bahwa para WNA asal Cina tersebut adalah pekerja PT Geo Central Mining, mitra PT Wijaya Karya yang menjadi eksekutor proyek kereta cepat Indonesia-Cina (KCIC).
"Itu kan partnernya Wika. Saat sedang soil test, mungkin ada masalah administrasi. Itu salah pengertian," ujarnya.
Luhut mengaku sudah memastikan identitas lima WNA asal Cina yang tertangkap bersama dua warga asli Indonesia itu. "Semua paspornya ada. Kemarin, Direktur Jenderal Imigrasi kebetulan ikut saya. Beliau langsung cek semua."
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno pun sudah menjelaskan soal kesalahpahaman tersebut. Menurut dia, para pegawai itu keliru soal lokasi uji tanah untuk proyek kereta cepat. Para pegawai itu, tutur Rini, tak mengerti bahwa butuh izin dari TNI AU untuk soil test tersebut.
“Jadi timnya yang melakukan soil test berpikir itu tempat warga, jadi tidak usah dapat izin AU. Itu kesalahannya," ucap Rini di kompleks Istana, Kamis ini. Lahan yang dikira milik warga itu ternyata lahan TNI AU.
Para pekerja asing bermasalah dan dua WNI yang merupakan pekerja lepas itu sempat berada di Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Timur. Namun Rini mengatakan mereka akan dilepaskan karena sudah ada penjelasan atas kesalahpahaman tersebut.
YOHANES PASKALIS