TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Nahdlatul Ulama mentransfer gagasan "Islam Nusantara" ke dunia Islam. Gagasan tersebut menyangkut ajaran Islam yang damai, berakhlak, dan moderat. "Sudah saatnya NU mentransfer, mengekspor, gagasan Islam Nusantara ke seluruh dunia," kata Kalla seperti ditirukan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Sirajd, Rabu, 27 April 2016, di kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Kedatangan Said Aqil ke kantor Wapres adalah untuk meminta kehadiran Kalla dalam acara International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL). Pertemuan itu akan dilaksanakan di Jakarta pada 9-10 Mei mendatang dengan dihadiri para ulama dari negara-negara Islam. ISOMIL, kata Said Aqil, adalah tindak lanjut dari pertemuan Organisasi Kerja sama Negara Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta beberapa waktu lalu. "Kalau OKI itu G-to-G (antar pemerintah), sekarang second line, ulama dengan ulama," kata Said Aqil.
Said Aqil mengatakan pertemuan ISOMIL bertujuan untuk menyamakan persepsi bahwa ajaran Islam sebenarnya anti-radikalisme, anti-kekerasan, anti-terorisme. Sebaliknya, Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. "Sama sekali tidak benar kalau Islam itu untuk diperalat, untuk melegitimasi melakukan kekerasan, apalagi teror," kata Said Aqil. Sejauh ini, kata dia, telah ada 35 ulama dari 35 negara yang menyatakan positif hadir dalam pertemuan ISOMIL di Jakarta.
Dalam pertemuan nanti, Said Aqil, akan menyampaikan pidato tentang Islam Nusantara. Sejumlah ulama dari Timur Tengah, kata Said Aqil, bahkan sudah tidak sabar menunggu pertemuan itu untuk mendengar pidato Said Aqil. Mereka ingin mendengarkan pidato Said Aqil soal Islam Nusantara. "Mereka kirim SMS ke saya sudah tidak sabar menunggu tanggal 9 Mei," kata Said Aqil. Dalam pidatonya, Said Aqil mengatakan, dirinya akan menjelaskan pelaksanaan ajaran Islam di Indonesia yang ramah, berakhlak, berbudaya, penuh toleransi, dan moderat. Ajaran itu telah ditanamkan para ulama dan kiai sejak Islam hadir di Nusantara.
Memanfaatkan pertemuan ISOMIL itulah, Said Aqil dipesan Kalla untuk mentransfer gagasan Islam Nusantara ke para ulama dari negara-negara Islam. Kalla sendiri, kata Said Aqil, senantiasa mengkampanyekan pelaksanaan Islam yang moderat setiap kali melakukan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Islam. Apalagi kenyataan yang terjadi pada para pemimpin Islam saat ini amat berbeda dengan ajaran Islam itu sendiri.
Said Aqil menceritakan pengalaman Kalla saat hadir dalam pertemuan OKI beberapa waktu lalu di Istanbul, Turki. Kalla melihat Raja Salman dari Arab Saudi yang tidak mau bersalaman dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. "Permusuhan itu masih dibawa ke ruang sidang. Raja Salman dan Presiden Iran tidak salaman. Itu berarti kan memalukan. Masak kayak anak kecil. Sama Obama saja salaman. Jadi, jauh dari Islam yang ramah, memberi hidayah. Islam tidak begitu," kata Said Aqil.
AMIRULLAH