Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FEATURE: Bekas Kopral dan 400 Ribu Nama Korban 1965  

Editor

Anton Septian

image-gnews
Menjelang pelaksanaan Simposium Nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan' di Hotel Arya Duta, Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Menjelang pelaksanaan Simposium Nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan' di Hotel Arya Duta, Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ruang bola Panti Surya Hotel Aryaduta, Jakarta, masih riuh saat Suparno berjalan ke luar ruangan. Di usianya yang sudah 76 tahun, dia masih tampak bugar. Setelan batik dengan warna dominan merah yang ia kenakan tampak kontras dengan topi bisbol merek Fila yang membenamkan kepalanya. Tangannya mencekam tas plastik berisi setumpuk berkas.

"Tadi yang duduk di samping saya, yang pakai baju preman, sepertinya orang TNI. Mau saya suruh dia baca lengkap berkas saya ini," kata Suparno kepada Tempo di sela Simposium Nasional bertajuk "Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan", Senin, 18 April 2016.

Ia mengaku memiliki salinan dokumen berisi daftar korban operasi militer di Jawa Tengah, tak lama setelah aksi Gerakan 30 September 1965 terjadi. "Seingat saya, jumlahnya (korban) mencapai 400-an ribu. Itu data yang tak boleh hilang. Semoga saya bawa," ujarnya.

Suparno hadir sebagai salah satu saksi sekaligus korban tragedi 1965. Dia bukan anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia, melainkan tamtama Batalyon 530 Brigade III Brawijaya, Surabaya. "Tanggal 30 September 1965, posisi batalyon saya di Monas. Perintah yang saya terima adalah ikut serta ulang tahun ABRI," ujar Suparno.

Dia berkumpul bersama anggota batalyon di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), di seberang Monas, 1 Oktober 1965. "Di sana, ada Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto," tuturnya.

Batalyon 530, kata Suparno, juga bertemu Menteri Dalam Negeri kala itu, Basuki Rahmat. "Kalian Batalyon 530 tak salah, kalian tak tahu apa-apa," kata Suparno menirukan ucapan Basuki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, sejak itu, pengalaman buruknya dimulai. “Dua bulan setelahnya, ada surat cuti, dan ketika ke luar Batalyon, saya sempat dibuntuti lima orang bersenapan laras panjang. Saya dikepung satu kompi,” ucapnya. Dia pun diringkus dan dibawa oleh Detasemen Polisi Militer ke Madiun. "Saya diperiksa Komandan Denpom."
  
Dalam interogasi itu, sang komandan mencecarnya soal peristiwa 30 September hingga 1 Oktober 50 tahun lalu itu. "Ada 25 pertanyaan. Saya dituding membunuh perwira saya, berniat menggantikan posisinya."
 
Nada Suparno meninggi. “Bayangkan, saya kopral dua, tamatan SD. Mana ada pikiran menggantikan perwira? Ibarat naik sebelas anak tangga sekaligus," katanya.

Jawaban Suparno seperti membentur tembok. Ia kemudian dikurung di Rumah Tahanan Militer Madiun hingga dilepas 1970. “Lima tahun saya ditahan, tidak pernah diadili. Saya salah apa? Saya ke Jakarta pada 30 September atas perintah Pangkostrad,” ujarnya. "Saya prajurit! Saya menjalankan apapun perintah atasan saya."

Bukan hanya dirampas pekerjaan dan kebebasannya, Suparno sampai kehilangan istrinya. "Bahkan istri pun saya berikan. Saya nikahkan dia dengan orang lain," ucapnya.
 
Suparno hanya satu dari banyak korban yang hadir dalam Simposium Nasional Tragedi 1965. Acara yang diprakarsai Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan bersama sejumlah lembaga negara itu diharapkan bisa membuka pintu penyelesaian polemik dan pelanggaran HAM masa lalu. Ini merupakan acara pertama mengenai tragedi 1965 yang mempertemukan korban dan pelaku yang digagas pemerintah Indonesia.

"Tak muluk, saya ingin hak saya dikembalikan," kata Suparno. "Saat itu saya ingin berjuang di institusi militer, tapi saya dipecat tanpa hormat."

YOHANES PASKALIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.


Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari keluarga Ratna Sari Dewi. Menantu Dewi Soekarno dan Bung Karno atau suami Kartika, meninggal dunia di Bali pada 3 Februari 2021. Instagram/@dewisukarnoofficial
Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.


Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Film Pengkhianatan G 30S PKI dan Rumah Kades
Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?


Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.


Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Pemberitaan mengenai Dokumen Gilchrist dan hubungannya dengan Subandrio di Canberra Times edisi 3 Oktober 1966. Foto: trove.nla.gov.au
Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?


Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, merupakan divis elit di TNI AD. Pasukan ini terdiri atas 2 divisi yang memiliki kemampuan terjun payung, didirikan pada tahun 1961 dengan motto Dharma Putera. Kostrad menggunakan baret hijau sebagai identitas diri, dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3. Pasukan ini tergolong sebagai pasukan elit di Indonesia, dengan segudang pengalaman tempur. TEMPO/Hariandi Hafid
Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.


Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (tengah), di depan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI di halaman kampus UI, Jakarta, 10 Januari 1966. Foto: DOk. Perpusnas RI
Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.


Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Suasana sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.


Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.


Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Sjam Kamaruzaman. store.tempo.co
Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.