TEMPO.CO, Ternate - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku Utara, Komisaris Besar Elly Jamaludin, terjaring razia saat berada di salah satu ruangan karaoke tempat hiburan malam di Kelurahan Santiong, Ternate Tengah, Kota Ternate. Dia terjaring saat TNI, Polri, Sat Pol PP Kota Ternate, dan anak buahnya sendiri dari BNN.
Dari informasi yang dihimpun, saat razia yang digelar pada Ahad lalu itu, Elly terlihat panik dan mencoba berbaur dengan petugas.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Kemanan Luhut Binsar Panjaitan angkat bicara soal kejadian itu. Dia meminta BNN menindak Elly. “Kalau ada pejabat yang terlibat harus ditindak tegas sesuai kedisiplinannya. Apapun bentuk sanksinya kita tunggu dan jangan spukalasi,” kata Luhut saat melakukan kunjungan kerja ke Maluku Utara, Selasa, 19 April 2016.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Maluku Utara menganggap kasus tersebut hanya berhubungan dengan etik dan kepantasan pejabat publik. Polisi tidak mempunyai dasar yang kuat untuk meneruskan kasus tersebut ke jalur hukum.
“Kami melihat persoalan itu hanya soal kepantasan seorang pejabat publik saja, dan mungkin hanya lembaga tempatnya bekerja yang bisa menyikapinya,” kata Kabid Humas Polda Maluku Utara, Ajun Komisaris Besar Hendrik Badar.
Saat dihubungi Tempo, Elly Jamaludin membantah dirinya terjaring razia narkoba dan minuman keras. Elly mengatakan, peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah dirinya merupakan bagian dalam operasi tersebut. Hanya saja ia terlebih dahulu datang ke tempat hiburan tersebut.
“Jadi tidak benar itu. Bagaimana mungkin saya yang mengeluarkan surat perintah kok saya yang terjaring razia. Saya malam itu ikut memantau operasi itu,”pinta Elly.
BUDHY NURGIANTO