TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama direksi Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS-KBS) berencana mengurangi satwa yang telah kelebihan populasi. Risma berniat menghibahkan beberapa satwa ke lembaga konservasi lain.
"Selain hibah satwa, kami juga menggelar workshop,” kata pejabat sementara Direktur Utama Kebun Binatang Surabaya Aschta Boestani Tajuddin kepada Tempo, Kamis, 14 April 2016.
Menurut Aschta, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga konservasi untuk hibah satwa. Lembaga itu antara lain Bali Zoo, Bali Bird Park, Kebun Binatang Medan, Bukittinggi, Lampung, Maharani Zoo, Jatim Park, dan Kebun Binatang Ragunan.
Adapun tata cara hibah merujuk pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 63/Menhut-11/2013 tentang cara memperoleh spesimen tumbuhan dan satwa liar untuk lembaga konservasi. Risma, ujar Aschta, juga berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem tentang satwa surplus dan single di Kebun Binatang Surabaya.
Selain itu, Aschta menjelaskan, akan digelar workshop sesuai saran Risma. Tujuannya supaya masyarakat Surabaya yang ikut peduli pada Kebun Binatang punya cukup informasi tentang rencana tersebut. “Bu Risma memohon supaya masyarakat dilibatkan dengan cara menggelar workshop itu,” tuturnya.
Saran itu dikeluarkan oleh Risma pada awal Maret 2016 dan diterima Aschta pada minggu kedua Maret. Sedangkan pada 30 Maret 2016, Aschta menghadiri undangan di Kementerian Kehutanan mewakili Pemerintah Kota Surabaya. Pada pertemuan tersebut, ia memberikan presentasi tentang surplus satwa di Kebun Binatang Surabaya. "Banyak lembaga konservasi yang menginginkan satwa KBS untuk ditukarkan ataupun hibah."
Hasil pertemuan itu dilaporkan kepada Dewan Pengawas Kebun Binatang Surabaya. Selanjutnya, oleh Dewan Pengawas disampaikan kepada Risma. Akhirnya, pada Senin, 11 April 2016, manajemen Kebun Binatang dipanggil dan dikumpulkan di ruangan Asisten 2 Pemerintah Kota Surabaya.
Over-populasi satwa di Kebun Binatang Surabaya mencuat lagi setelah seekor harimau Sumatera bernama Rama mati pekan lalu. Dari sepuluh koleksi harimau Sumatera di Bonbin Surabaya, Rama satu-satunya yang tidak punya hubungan sedarah.
Adapun satwa yang harus dikurangi, berdasarkan data pengelola Kebun Binatang, ialah komodo, curik Bali, harimau Sumatera, dan bekantan. Setiap satwa, menurut Aschta, berasal dari satu keturunan sehingga tidak bisa dikawinkan.
MOHAMMAD SYARRAFAH