TEMPO.CO, Tasikmalaya - Dadan (33 tahun), warga Kampung Selakaso, Desa Selawangi, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dikerangkeng di jeruji besi berukuran 1x1,5 meter dengan tinggi 1 meter, di tengah sawah kampung tersebut. Dia sudah 6 tahun dikurung karena mengidap gangguan jiwa.
Dadan kerap mengamuk. Oleh karenanya, keluarga dan warga setempat sepakat untuk menempatkan Dadan di tengah sawah dengan kondisi dikurung.
Orang tua Dadan, Solihin mengatakan, pihak keluarga belum pernah membawa anaknya itu berobat secara medis. Dia baru diobati ke tempat pengobatan alternatif. "Sakitnya sejak usia 27 tahun," katanya saat ditemui di rumahnya, Jumat 15 April 2016.
Sebelum sakit, menurut Solihin, Dadan sempat bekerja di Karawang. Dia jualan bakso selama tiga tahun di sana.
Setelah tak lagi kerja di Karawang, Dadan pulang kampung dan bekerja di toko elektronik di Singaparna, Tasikmalaya. "Tak lama (setelah pulang kampung), dia mengeluh sakit kepala dan sering mengamuk," katanya.
Warga setempat pernah melaporkan kondisi Dadan ke kantor kecamatan tahun 2013 lalu. Pihak pemerintah baru merespon setelah salah seorang relawan kesehatan jiwa, Tatang Tajudin, mendatangi keluarga Dadan dua bulan lalu.
Tatang membantu agar Dadan bisa dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua di Bandung. Dadan pun, akhirnya dibawa petugas medis ke RSJ Cisarua, Jumat siang. "Ruangan di rumah sakit jiwa terbatas. Dadan baru bisa dibawa ke RSJ sekarang," kata Tatang.
Kepala Puskesmas Sariwangi, Dungani menjelaskan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat ihwal adanya pasien gangguan jiwa yang dikerangkeng di tengah sawah. Petugas medis, kemudian mendatangi lokasi pemasungan. "Kami antisipasi," katanya.
Dungani menjelaskan, pihaknya sudah empat kali merujuk pasien gangguan jiwa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Bandung. Pasien Dadan, kata dia, masuk daftar tunggu dari rumah sakit jiwa.
"Jadi ini tidak dibiarkan (ditelantarkan), tapi ada daftar tunggu. Khawatir ada tudingan kami membiarkan pasien," jelasnya.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, menurut dia, sudah menyelesaikan proses administrasi, surat rujukan, dan diagnosa awal untuk pasien Dadan. Dinas intens komunikasi dengan rumah sakit jiwa. "Sekarang tinggal pemberesan administrasi yang terakhir, tinggal dibawa saja," ujarnya.
Penyebab pasien mengidap gangguan jiwa, menurutnya, berbagai macam. Bisa jadi karena dampak kehidupan modern, dan faktor psikologis. "Yang jelas tidak disebabkan faktor keturunan," katanya.
Pantauan di lapangan, tempat pengurungan Dadan sangat tidak manusiawi. Tempat ini lebih mirip kandang hewan.
Dadan tidak bisa berdiri tegak karena tinggi kerangkeng hanya 1 meter. Lokasi tempat Dadan dikurung sangat kotor dan bau.
CANDRA NUGRAHA