TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berharap pengangkapan sejumlah kepala daerah yang terjerat kasus korupsi dan narkoba menjadi pelajaran bagi yang lain. Tjahjo ingin tindak kejahatan para kepala daerah berhenti sampai di sini. "Kasus-kasus yang sudah terjadi menjadi perhatian bagi mereka yang sedang menjabat," kata Tjahjo, Kamis 14 April 2016.
Menurut Tjahjo, sudah banyak kasus para gubernur, bupati, wali kota serta DPRD berikut para istrinya terjerat kasus korupsi atau kasus narkoba. Menteri Jhahjo heran mengapa masih banyak kepala daerah yang korupsi. "Kenapa tidak jera."
Pesannya, kepala daerah pandai-pandai menjaga nama baik diri sendiri, institusi, daerahnya dan nama partai serta pendukungnya. "Walau membangun pemerintahan bersih masih jauh dari harapan, tapi jajaran Kemendagri harus bertekad mewujudkannya," katanya.
Menurutnya, pembinaan dan penyampaian area rawan korupsi sudah berkali kali diingatkannya dalam berbagai pertemuan dengan kepala daerah. Tjahjo mengaku pernah minta KPK membentuk perwakilan di daerah sehingga fungsi pencegahan terjadinya korupsi bisa ditingkatkan.
Kasus kepala daerah yang baru saja tertangkap KPK adalah Bupati Subang, Jawa Barat, Ojang Sohandi tangan pada Senin 11 April 2016. Dalam penangkapan Gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan di Kabupaten Subang itu, barang bukti suap yang disita berupa uang tunai Rp 913 juta. Ojang diduga terlibat dalam dugaan suap kasus penyalahgunaan anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada 2014.
Baca Juga:
Selain Bupati Ojang, KPK juga menetapkan dua orang lainnya yaitu Lenih Marlian dan Jajang Abdul Kholik selaku pemberi suap. Jajang Abdul Kholik adalah mantan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang sedangkan Lenih Marliani adalah istri dari Jajang.
Jajang bersama mantan Kepala Dinas Kesehatan Subang Budi Santoso merupakan terdakwa kasus dugaan korupsi dana BPJS Kabupaten Subang pada 2014 senilai Rp 41 miliar. Kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp 4,7 miliar.
MITRA TARIGAN