Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waduh, Ratusan Program TV Ini Ternyata Tak Layak Tonton

image-gnews
Ilustrasi Komisi Penyiaran Indonesia. TEMPO/Dasril Roszandi
Ilustrasi Komisi Penyiaran Indonesia. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.COBandung - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat mencatat ada sebanyak 364 tayangan program siaran televisi yang tidak layak ditonton oleh masyarakat sepanjang 2015. Program televisi itu didominasi oleh jenis sinetron dan berita yang menampilkan kekerasan. 

"Sementara untuk aduan warga mencapai 328 laporan," ujar Ketua KPID Jawa Barat Dedeh Fardiah, saat ditemui wartawan di acara Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Peduli, di SDN Sukapura, Cibiru, Kota Bandung, Selasa, 12 April 2016.

Dedeh menilai tayangan tersebut dapat berdampak negatif terhadap masyarakat pada umumnya dan khususnya pada anak-anak. Apalagi, kata dia, program itu ditayangkan pada jam tayang utama di mana waktu itu dipastikan ditonton oleh kebanyakan anak-anak. "Untuk tayangan berita berbau kekerasan masih jadi catatan kami, seperti sorotan wajah dengan penuh luka lebam, dan siarannya yang diulang-ulang," katanya.

Selain tayangan berita berbau kekerasan, untuk program siaran infotainment dan sinetron pun banyak yang tidak layak. Menurut Dedeh, program sinetron yang lebih banyak mengekspos kemewahan kehidupan para artis akan berdampak pada kesenjangan sosial dan mengganggu kesehatan masyarakat. "Sorotan infotainment yang memberitakan kehidupan mewah para artis juga sebaiknya dihindari karena bisa memberi efek jelek," ucapnya.

Menurut Dedeh, KPID Jawa Barat pun tengah menggalakkan pendekatan kultural kepada masyarakat Jawa Barat guna bisa membangun kesadaran dalam memilah dan memilih tontonan yang layak atau tidak layak dikonsumsi. "Selain menjadi perhatian pihak media atau televisi, warga tentunya sudah harus cerdas memilah dan memilih tayangan. Sehingga dengan kesadaran yang tinggi, mereka tak serta-merta melahap mentah-mentah tayangan televisi, khususnya untuk orang tua," ujarnya.

Pakar media massa Universitas Islam Sunan Gunung Djati, Bandung, Asep Saeful Muhtadi, mengatakan perlu adanya sinergi antara media, KPID, dan pemerintah guna mengentaskan masalah tersebut. Membangun kesadaran masyarakat, kata dia, bukan perkara mudah. Namun, dengan adanya sinergi dari stakeholder itu, kesadaran masyarakat dalam melakukan proses seleksi pemilahan tontonan yang layak atau tidak akan menjadi suatu keniscayaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Media, bagaimanapun, harus berpikir komersial. Tidak mungkin-lah kalau tidak berpikir komersial, tapi di satu sisi pun harus bisa menyuguhkan sesuatu yang berkualitas. Karena itu, media bisa merancang yang marketable di satu sisi, tapi tetap memperhatikan aspek-aspek kearifan lokal dan memperhatikan dimensi etis pada masyarakat," katanya.

Sebetulnya, kata Asep, KPID berhak mengeluarkan regulasi yang mengatur masalah tontonan yang layak atau tidak layak dikonsumsi masyarakat. Namun pintu dialog tetap terbuka agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. "Caranya harus tetap demokratis, tidak seperti ketika masa Orde Baru, asal main bredel saja," ucap Samuh—panggilan akrab Asep.

Urusan layak atau tidak layak dikonsumsi masyarakat pun, kata Samuh, setidaknya harus tetap berlandaskan pada dua hal, yakni aspek etika yang sesuai dengan norma yang berlaku dan tetap mempertahankan aspek sosiologisnya.

"Salah satunya media itu berfungsi mendidik, media apa pun itu memiliki peran untuk mendidik masyarakat. Mendidik juga itu tidak bisa asal mendidik, tapi harus mengedepankan kearifan lokal salah satunya," katanya. "Kearifan lokal itu salah satunya yang harus menjadi perekat antara peran mendidik bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan media," katanya.

AMINUDIN A.S.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

2 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

7 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

12 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

38 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Singgung Indeks KPI, Kemenkominfo Minta Pengelola Stasiun TV Tingkatkan Kualitas Program Siaran

42 hari lalu

Ilustrasi Televisi Digital di Program Analog Switch Off (ASO). (Antara/Pixabay)
Singgung Indeks KPI, Kemenkominfo Minta Pengelola Stasiun TV Tingkatkan Kualitas Program Siaran

Kemenkominfo meminta pengelola stasiun televisi meningkatkan kualitas program-program siarannya. Ini alasannya.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

45 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

49 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Rakornas KPI 2024 akan Digelar di Provinsi NTB

49 hari lalu

Rakornas KPI 2024 akan Digelar di Provinsi NTB

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang dihadiri oleh perwakilan dari 34 provinsi di seluruh Indonesia


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.