TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara serta perusahaan provider telekomunikasi menjelang pelaksanaan ujian nasional 2016. "Kami secara khusus berkirim surat kepada PLN dan provider untuk pelaksanaan ujian nasional," katanya di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin, 28 Maret 2016.
Kementerian Pendidikan meminta kepada PLN agar tidak memberlakukan pemadaman listrik bergilir di sekolah-sekolah selama waktu ujian nasional berlangsung. Koneksi Internet juga diharapkan tak terganggu sejak tiga hari sebelum pelaksanaan ujian nasional hingga sehari setelah pelaksanaannya. "Namun kami pun sudah melakukan antisipasi bila cuaca menghambat nanti," ucap Nizam.
Nizam mengatakan para siswa yang melaksanakan ujian berbasis komputer sudah diberi cara-cara mengantisipasi jika listrik padam. Misalnya, bila komputer tiba-tiba mati pada soal keempat dan listrik menyala kembali, siswa diminta melanjutkan di soal di mana soal itu berhenti. “Yaitu di soal keempat.”
Ujian nasional 2016 diikuti 7,6 juta siswa tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Dari jumlah itu, ada 927 ribu siswa yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer. Jumlah itu naik dari 107 ribu siswa yang mengikuti ujian berbasis komputer tahun lalu. Jumlah sekolah berbasis komputer pun naik dari 554 sekolah tahun lalu menjadi 4.402 sekolah tahun ini.
Ujian nasional berbasis komputer pun akan dilaksanakan di lima sekolah Indonesia di luar negeri yang terdapat di Singapura, Malaysia, Arab, Belanda, dan Moskow. "Sembilan sekolah Indonesia lain melakukan ujian nasional berbasis kertas," ujar Nizam.
MITRA TARIGAN