TEMPO.CO, Purwakarta - Pengelola Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta, Jawa Barat, diminta segera membangunkan ruang bermain buat anak-anak keluarga pasien. "Anak-anak keluarga pasien nantinya dititipkan di ruang bermain itu, karena anak-anak dilarang masuk ke ruang perawatan," kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, saat melakukan sidak ke rumah sakit pelat merah itu, Senin, 28 Maret 2016.
Menurut Dedi, membawa anak-anak masuk ke ruang perawatan sangat beresiko. Sebab, anak-anak sangat rentan tertular penyakit yang diderita pasien yang dalam menjalani perawatan. "Sebabnya, anak-anak dilarang masuk ruang perawatan," ia mengingatkan kembali.
Dedi mengaku khawatir, karena selama ini, peraturan yang diterapkan rumah sakit Bayu Asih terlalu longgar. Kecuali bebas membawa anak-anak ke ruang perawatan, petugas piket rumah sakit juga memperbolehkan penjenguk pasien dalam jumlah besar atau rombongan.
Cara-cara seperti itu, Dedi menegaskan harus segera dihentikan. Sebab, tidak membuat suasana tenang buat pasien dan sirkulasi udara di dalam ruangan juga menjadi terganggu. "Jadi nggak ada bagusnya buat pasien dan penjenguknya," ujarnya.
Dedi mengancam akan memberlakukan sanksi mencabut subsidi pengobatan gratis buat pasien dan keluarga pasien serta menerapkan sanksi administrasi yang tegas buat petugas piket rumah sakit. "Saya nggak main-main lho," katanya.
Dirut Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta , Agung Darwis, menyatakan kesiapannya buat melakukan perubahan drastis dalam sistem pelayanan pembentukan pasien di rumah sakit milik pemkab tersebut.
"Tujuannya kan buat kebaikan semua," ujar Agung. Ia mengaku selama ini telah melakukan tindakan-tindakan konkrit buat membatasi jumlah pengunjung termasuk pengunjung anak-anak. Tetapi, di sejumlah daerah ada budaya yang sudah berkarat soal kunjungan pasien tersebut.
"Terutama para pasien yang datang dari wilayah Pantai Utara (Pantura) Karwang dan Subang, penjenguk itu pasti rombongan," kata Agung.
NANANG SUTISNA