TEMPO.CO, Bangkalan – Sudah sebulan lebih berlalu sejak H, 13 tahun, diperkosa bergiliran di sebuah bukit di Desa Gempol, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan. Namun, dari sebelas tersangka pelaku, baru lima yang ditahan.
Keluarga H memprotes lambannya polisi menangkap para tersangka itu. "Tiga dari lima yang sudah ditahan itu bahkan menyerahkan diri, bukan ditangkap," kata Hafid, tokoh masyarakat Desa Gempol, yang mendampingi korban, Jumat, 25 Maret 2016.
Hafid khawatir bila tidak segera ditangkap, para tersangka akan melarikan diri. Apalagi, tersangka utama, yakni kekasih H, Isol, 18 tahun, sejak kasus itu mencuat, tidak diketahui rimbanya. "Untuk kasus ini polisi bilang telah bentuk tim khusus, tapi mana hasilnya," ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Adi Wira Pratama membenarkan ada satu tersangka yang menyerahkan diri dua hari lalu dengan diantar langsung orang tuanya. Tersangka berusia 16 tahun berinisial NW.
Namun, Adi membantah polisi lamban menangani kasus perkosaan yang menggemparkan itu. Menurut dia, banyaknya tersangka yang harus ditangkap menjadi kendala tersendiri. Sementara personel reserse yang ada tidak bisa difokuskan sepenuhnya mengusut kasus ini karena bisa berakibat terbengkalainya perkara lain di kepolisian.
Adi Wira menjelaskan, polisi sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menangkap pelaku. Selain itu, karena mayoritas tersangka di bawah umur, proses penyidikannya harus dilakukan dengan cepat agar cepat disidangkan. Satu dari lima tersangka sudah divonis 7 tahun.
Satu tersangka bernama Adi Saputro, 19 tahun, ditangkap di rumahnya Desa Moara, Kecamatan Klampis.
Kasus pemerkosaan terjadi pada 7 Februari 2016. H, seorang bocah tamatan sekolah dasar yang baru beranjak remaja itu diperkosa sebelas pelaku di sebuah gubuk.
Awalnya korban diajak jalan-jalan ke sebuah bukit oleh pacarnya Isol, 18 tahun. Sesampainya di bukit yang terletak di perbatasan Desa Lergunong, Kecamatan Klampis; dan Desa Gempol, Kecamatan Geger, korban diberi minuman yang membuatnya tak sadarkan diri.
Melihat kekasihnya lunglai, Isol memperkosanya. Tidak hanya itu, ia lantas memanggil teman-temannya. Perkosaan baru terhenti setelah sejumlah warga di sekitar lokasi memergoki. Warga curiga dengan aktivitas di bukit karena banyak pemuda turun-naik bukit bergantian. Warga kemudian menolong dan mengantarkan korban pulang ke rumahnya.
MUSTHOFA BISRI