TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Pereira mengatakan kedatangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam acara peluncuran buku Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat di Gedung Arsip Nasional kemarin tidak ada hubungannya dengan pilkada DKI 2017.
"Kebetulan saja Pak Ahok datang, sehingga dikait-kaitkan," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 24 Maret 2016.
Menurut Andreas, kehadiran Ahok dalam acara tersebut atas undangan para penulis buku dan penerbit Gramedia selaku inisiator acara. "Ibu Mega dan DPP pun diundang," ujarnya.
Dia menuturkan tamu yang diundang panitia memang lebih dulu dikonfirmasikan kepada Sekretaris Jenderal PDIP. Andreas menuturkan PDIP menerima karena panitia mengundang Ahok atas dasar statusnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Sekaligus agar Pak Ahok menyempatkan diri menengok Gedung Arsip Nasional, yang belum pernah dikunjungi Pak Ahok selama menjadi gubernur," tuturnya.
Untuk pilkada DKI Jakarta, menurut Andreas, partainya saat ini masih dalam proses penjaringan dan penyaringan. Menurut dia, masih ada cukup waktu untuk partainya mencari calon gubernur karena proses pilkada baru dimulai pada Juli.
Hubungan Ahok dengan PDIP sempat tegang saat kedua pihak berkeras dalam menyambut pilkada 2017. Ahok, yang ingin menggandeng Djarot Saiful Hidayat, tidak kunjung mendapat lampu hijau dari PDIP selaku partai asal Djarot.
Ahok pun sempat memberi tenggat kepada PDIP untuk bersikap. PDIP membalasnya dengan mengatakan calon yang akan diusung harus melewati proses penjaringan dan penyaringan partai. Ahok pun memilih menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono untuk menjadi calon wakil gubernur dan maju lewat jalur independen.
Dalam acara tersebut , Ahok menjadi orang pertama yang menerima buku tersebut langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh.
AHMAD FAIZ