TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta masalah krisis air di Balikpapan, Kalimantan Timur, dapat dituntaskan pada tahun ini. Jokowi berujar telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membantu pembiayaan proyek Waduk Teritip sebagai sumber air baku Balikpapan.
“Kementerian PU akan membantu agar tampungan air Balikpapan segera selesai,” kata presiden usai membagikan Kartu Program Keluarga Harapan di Balikpapan, Kamis, 24 Maret 2016.
Jokowi mengaku sudah menerima laporan soal krisis air dari Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Pemerintah Kota Balikpapan sedang mempercepat pembangunan Waduk Teritip untuk penampungan air baku bagi masyarakat. “Waduk Teritip sudah 40 persen, kita putuskan agar segera selesai,” kata dia.
Pembangunan Waduk Teritip diperkirakan menelan dana Rp 248 miliar. Pembangunan waduk di atas lahan 110 hektare itu sudah dimulai sejak pertenganan 2014. Proyek pembangunan fisik bendung Waduk Teritip dilaksanakan PT Waskita Karya hingga 2017. Balikpapan harus menyiapkan total luas kawasan yang mencapai 285 hektare. Dari luasan itu 175 hektare di antaranya digunakan untuk kawasan genangan dan green walt (batas hijau).
Waduk Teritip diharapkan mendukung Waduk Manggar yang jadi penyedia air baku satu-satunya bagi warga Balikpapan. Kota Balikpapan terancam kekeringan saat tidak ada hujan selama tiga bulan terakhir akibat mengeringnya air Waduk Manggar. “Pemantauan debit air Waduk Manggar hanya 5 meter saja,” kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Balikpapan, Haidir Effendy.
Selama dua bulan terakhir ini hujan memang tidak menghampiri Kota Balikpapan. Intensitas curah hujan yang terjadi di Balikpapan juga tidak mampu memenuhi Waduk Manggar yang berdaya tampung 16 juta meter kubik air.
Kondisi ini menyebabkan debit air Waduk Manggar terus menyusut memasuki level mengkhawatirkan. Debit air level kedalaman 5 meter dianggap posisi kritis yang mengancam kelangsungan distribusi air pada masyarakat. "Alternatifnya adalah menyiapkan mobil tangki air untuk masyarakat,” ujarnya.
Krisis air bersih sudah berulang kali mengancam Balikpapan. Haidir mengatakan permasalahan krisis air bisa teratasi saat ada realisasi pipanisasi air baku dari Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara ke Balikpapan. Sistem pipanisasi air baku ini menjadi proyek jangka panjang penanganan krisis air Balikpapan serta membutuhkan anggaran yang besar.
S.G. WIBISONO