TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan terlihat menahan tangis seusai menyalami keluarga korban insiden Helikopter TNI Bell. Matanya berkaca-kaca. Luhut menceritakan kenangan terakhirnya dengan prajurit yang menjadi korban jatuhnya Helikopter TNI itu: Kolonel Infanteri Syaiful Anwar.
Kolonel Infanteri Syaiful Anwar merupakan Komandan Resor Militer 32 Tadulako. Dia termasuk dalam rombongan yang ikut terbang dengan helikopter tadi. Sebelum lepas landas, Luhut mengaku masih bertelepon Syaiful. "Saya masih bicara sama si Syaiful beberapa waktu lalu sebelum dia pergi," kata Luhut di Skuadron 17 Halim, Selasa, 22 Maret 2016. "Dia telepon dari tempat dia mau takeoff."
Luhut sempat menanyakan pergerakan pasukan melalui telepon. Almarhum Syaiful, kata dia, melaporkan bahwa pergerakan pasukan berjalan baik. Kemudian, Luhut mengatakan Syaiful sempat meminta izin Luhut agar pembicaraan dalam bentuk loud speaker. Pasalnya, prajurit dalam helikopter itu ingin menyapa. "Dia minta izin buka speaker supaya saya bicara ke prajurit-prajurit."
Luhut hari ini mendampingi Presiden melayat 13 jenazah korban jatuhnya helikopter. Luhut sempat menyalami keluarga korban yang berdiri di depan peti jenazah. Setelah dilepas oleh Presiden di Skuadron 17 Halim Perdanakusumah, 13 jenazah itu akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Daftar manifest Pesawat Helly Bell 412 EP No. HA-5171; Danrem Kol Inf Syaiful Anwar ; Kol Inf Ontang (BIN); Kol Inf Herry (Bais); Letkol Cpm Teddy (Dandenpom Palu); Mayor Faqih (Kapenrem); Kapten Yanto (Dokter Korem); Prada Kiki dan Crew 6 orang (Kpt Cpn Agung/Pilot; Ltt Cpn Wiradi/Copilot; Ltd Cpn Tito/Copilot; Sertu Bagus/Mekanik, Serda Karmin/Mekanik dan Pratu Bangkit/Avionic).
ANANDA TERESIA