TEMPO.CO, Banjarmasin - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Ngadimun mengatakan PT PLN (persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah bakal menyediakan genset untuk mendukung ujian nasional di 13 kabupaten dan kota se-Kalsel. Penyediaan genset demi mengantisipasi pemadaman listrik di setiap sekolah yang menggelar ujian nasional.
Pemadaman bergilir jelas mengganggu Ujian Nasional Berbasis Komputer (CBT) atau ujian nasional online, khususnya sekolah-sekolah di pelosok. “Kami minta bantuan PLN untuk tidak memadamkan saat UN,” kata Ngadimun di gedung DPRD Kalimantan Selatan, Senin 21 Maret 2016. PLN sudah mensurvei sekolah yang mengadakan CBT dan siap menyediakan genset.
Kalaupun ada pemadaman setrum, Ngadimun meminta pukul 22.00 setelah siswa belajar di rumah. Di Kalsel, kata dia, sekolah yang menggelar UN berbasis Paper Based Test (PBT) 2016 berjumlah 100.145 sekolah. Terdiri atas 34.786 SMA, MA, SMK, SMA-LB, dan Paket C, dan 65.359 SMP, MTSs, SMP-LB, dan Paket-B/Wustha.
Adapun sekolah yang melaksanakan ujian nasional online sebanyak 15.773. Terdiri dari 13.716 setingkat SMA, MA, SMK, SMA-LB, dan Paket C; dan 2.057 SMP, MTs, SMP-LB, dan Paket-B/Wustha. Ujian dilaksanakan pada 4-7 April untuk SMA sederajat dan 9-12 Mei untuk SMP sederajat.
Selain UN SMP dan SMA sederajat, UN SD, MI, SD-LB, dan Paket A diikuti sebanyak 73.661 sekolah dan digelar pada 16-18 Mei. “Ujian SD pakai sistem PBT, kalau PBT ini enggak masalah. Yang CBT ini perlu perhatian, jangan sampai ada pemadaman,” Ngadimun berujar.
Manajer Transmisi dan Distribusi PT PLN Kalselteng, Hery Santoso, mengatakan masih menghitung jumlah sekolah pelaksana CBT se-Kalsel yang kebetulan tidak memiliki genset. Ia yakin pertengahan April tidak ada pemadaman bergilir saat UN 2016. PLN akan meminjamkan genset bagi sekolah-sekolah yang belum punya.
“Kami belum tahu berapa biaya pengadaan genset, masih dihitung sekolahnya," ujar Hery. Menurut dia, pasokan daya jaringan Kalselteng sebesar 487 MW dengan beban nyaris menyamai kekuatan daya. Itu sebabnya, jaringan listrik Kalselteng kerap padam bergilir, meski menjadi lumbung batu bara. PLN Kalselteng kesulitan menambah daya listrik, menyusul belum maksimalnya operasional PLTU Pulang Pisau dan PLTMG Bangkanai.
PLTU Pulang Pisau memiliki daya terpasang 120 MW dan PLTMG Bangkanai sebesar 150 MW. Menurut Hery, PLTU Pulang Pisau sejatinya telah menghasilkan daya 60 MW, tapi belum stabil. Adapun PLTMG Bangkanai, belum beroperasi lantaran pembangunan jaringan transmisi terkendala pembebasan lahan.
DIANANTA P. SUMEDI