TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman belum bisa memastikan helikopter jatuh akibat terorisme atau bukan. Namun Tatang membenarkan helikopter yang jatuh ini tengah melaksanakan tugas perbantuan terkait dengan operasi Tinombala.
Helikopter itu rencananya mendarat di Stadion Poso. Namun Tatang tidak bisa memastikan apakah jarak dari lokasi jatuhnya helikopter dekat dengan lokasi teroris, Santoso. "Saya tidak bisa mengira-ngira. Besok tunggu hasil investigasi," kata Tatang di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu, 20 Maret 2016.
Operasi Tinombala merupakan salah satu operasi untuk mengejar kelompok Santoso. Kelompok ini kabarnya bersembunyi di Gunung Baru, Poso. Menurut Tatang, tugas perbantuan dengan Polri telah dilakukan sejak Desember 2015.
Helikopter TNI Angkatan Darat jatuh di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, pukul 17.55 WIB setelah 35 menit mengudara. Penyebab jatuhnya helikopter di perkebunan warga sejauh ini dipastikan karena faktor cuaca.
Helikopter ini berjenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 milik TNI yang dibeli pada 2012. Rencananya, mereka melakukan tugas operasi bantuan Polri terkait dengan terorisme di Poso.
Peristiwa ini menelan 13 korban. Proses evakuasi ini dipimpin Pangdam Wirabuwana. Dari 13 korban, satu orang, yakni Lettu Cpn Wiradi, masih dalam pencarian. Korban yang sudah diidentifikasi rencananya akan langsung dievakuasi di Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Besok korban akan dikirim untuk disemayamkan di rumah duka masing-masing.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI