TEMPO.CO, Sampang - Kementerian Kesehatan menyatakan jumlah penderita kusta di Indonesia masih tinggi. Tahun 2014, tercatat jumlah penderita kusta baru mencapai 17 ribu jiwa. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kusta terbesar ke-3 di dunia setelah India dan Brasil.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengatakan salah satu hambatan memberantas kusta adalah sulitnya mendeteksi penderita baru.
Keterlambatan pengobatan, kata dia, membuat banyak penderita kusta mengalami cacat fisik. "Padahal, jika segera diobati, kusta bisa disembuhkan," kata Subuh saat menghadiri acara puncak Peringatan Hari Kusta Sedunia 2016 di Kabupaten Sampang, Rabu, 16 Maret 2016.
Menurut Subuh, memberantas kusta tidak bisa mengandalkan pemerintah. Masyarakat juga harus berperan aktif. Salah satu caranya tidak mengucilkan penderita kusta. Dengan peranan masyarakat, Subuh yakin target Kementerian Kesehatan untuk bebas kusta pada 2019 akan tercapai.
"Kalau ada yang terindikasi terjangkit kusta, cepat diobati, kusta bisa disembuhkan," ujarnya.
Di dalam negeri, Subuh melanjutkan, Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan penderita kusta terbanyak. Kabupaten Sampang merupakan wilayah dengan penderita kusta tertinggi di Jawa Timur.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Asrul Sani mengakui penderita kusta di Sampang masih tinggi. "Ada 397 penderita kusta," uajrnya.
Namun, Sani menambahkan, jika dibandingkan 2014, jumlah penderita kusta di Sampang menurun. "Tahun 2014 mencapai 486 kasus," tuturnya.
Dinas Kesehatan Sampang, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus kusta. Yang paling gencar adalah sosialisasi agar penderita mau berobat. "Kami juga bagikan obat ke penderita gratis," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI