TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku, sudah mengantungi persetujuan Menteri Agraria dan Tata Ruang untuk mengubah peruntukan kawasan di Rancaekek, Kabupaten Bandung menjadi kawasan industri. “Sudah ada lampu hijau dari menteri, ini perlu diurus,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 Maret 2016.
Deddy mengakui ide mengganti peruntukan ruang yang asalnya daerah pertanian menjadi kawasan industri terhitung ekstrim. Tapi cara itu sengaja ditempuh untuk menekan limbah industri di Sungai Citarum. “Secara ekstrim mungkin lebih baik, khususnya di daerah Citarum itu Kabupaten Bandung membuat sebuah kawasan industri,” kata dia.
Menurut Deddy, saat ini ratusan pabrik berdiri di sepanjang Sungai Citarum yang minim kontrol dan pengawasan dari pemerintah daerah setempat. “Membuat kawasan industri ini pengawasannya jadi lebih terpadu, karena pengelolanya bisa kita tegur. Kalau sekarang, ada ratusan pabrik tempatnya berbeda-beda, memakai sungai yang dipakai membuang limbah, kontrolnya susah,” kata dia.
Deddy mengatakan, kawasan yang dipilih itu di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Dia menginginkan kawasan industri di sana memiliki luas hingga seribu hektare. “Di Rancaekek itu sawahnya sudah rusak, sawahnya tercemar, ini sudah kita bahas dan ada lampu hijau dari Menteri Agraria dan Tata Ruang untuk mengumpulkan seluruh pabrik di Kabupaten Bandung menjadi satu kawasan industri,” kata dia.
Menurut Deddy, dengan mengumpulkan pabrik yang ada di sepanjang Sungai Citarum di Kabupaten Bandung dalam satu kawasan akan memudahkan pengawasannya. “Kita lihat di Karawang dan Bekasi, kalua ada kawasan industri sangat mudah dikendalikan, kontrolnya mudah. Sekarang ini siapa? Ramai-ramai keluari izin, gak ada yang bertanggungjawab termasuk yang mengeluarkan izin gak bertanggungjawab,” kata dia.
Deddy mengatakan, khusus masalah banjir yang menjadi langgan di kawasan Rancaekek itu, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sudah menyiapkan rencana pencegahannya. “Diharapkan tahun 2018 sudah selesai persoalan banjir di Rancaekek,” kata dia.
Kendati tidak merincinya, sejumlah pekerjaan yang akan dilakukan BBWS Citarum itu diantaranya pelebaran Sungai Cikijings sekaligus meninggikan dinding tanggul sungainya. “Diperluas dan ditanggul lebih tinggi sehingga tidak masuk lagi limbah khususnya dan banjir ke arah sawah di Rancaekek,” kata Deddy.
Deddy mengatakan, BBWS juga tengah bersiap mengerjakan sejumlah proyek pembenahan untuk menekan banjir Sungai Citarum. Diantaranya menghidupkan lagi anak sungai yang sudah mati, hingga membangun sodetan Sungai Cisangkuy. “Kolam retensi Cieunteung hanya sebagian saja dari program menyeluruh,” kata dia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyiapkan dana miliaran rupiah untuk membangun ribuan sumur resapan di sepanjang daerah aliran Sungai Citarum, selain penghijauan kawasannya.
Menurut Deddy, masalah yang terjadi di Sungai Citarum merupakan cermin perilaku sebagian warga Jawa Barat. “Masalahnya bukan hanya banjirnya saja, limbahnya itu. Gak ada ikan hidup di sana, ini adalah cermina wajah masyarakat. Cerminnya adalah Citarum, kotornya Citarum itu adalah kotornya sebagian wajah masyarakat Jawa Barat, termasuk wajah saya. Harus berani kita akui kekurangan itu supaya semangat membenahinya,” kata dia.
AHMAD FIKRI