TEMPO.CO, Bandung - CEO Flanders Investment and Trade (FIT) Claire Tillekaerts mengungkapkan perusahaan Belgia tertarik mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. “Sangat tertarik pada rencana pengembangan Patimban, dan menyatakan keinginannya untuk ikut terlibat,” kata dia disela kunjungan Putri Belgia Astrid Josephine di Gedung Sate, Kamis, 17 Maret 2016.
Claire yang merupakan representasi Flemish Region dari Belgian Foreign Trade Agency yang menemani Putri Astrid itu mengatakan, DEME, perusahaan Belgia yang terlibat dalam sejumlah proyek pengembangan reklamasi pelabuhan di sejumlah negara termasuk di Dubai dan Singapura salah satu yang tertarik. Kendati demikian, dia mengaku, masih terlalu dini untuk menyatakan perusahaan tersebut akan berinvestasi di sana. “Beberapa berencana untuk berinvestasi, tapi terlalu dini menyatakan mereka akan berinvestasi,” kata dia.
Menurut Claire, negaranya menilai Indonesia telah berkembang pesat sebagai logistic-hub di kawasan Asia Tenggara yang menjanjikan untuk dikembangkan. “Ini menjadi peluang besar bagi perusahaan kami untuk ikut serta mengembangkannya,” kata dia.
Putri Belgia Astrid Josephine memimpin rombongan pejabat dan pengusaha negaranya berkunjung ke Gedung Sate, Bandung. Putir Astrid menyaksikan penandantangan Letter Of Intent kerjasama provinsi antara pemerintah Jawa Barat dengan negara bagian Walonia Belgia.
Wakil Presiden dan Menteri Ekonomi, Industri, Inovasi dan Teknologi Negara Bagian Walonia Jean Claude Marcourt mengungkapkan, sejumlah kerjasama bisa dikembangkan bersama itu diantaranya di bidang riset, pendidkan, pertanian, hingga teknologi pengolahan limbah. Dia mengklaim, Walonia merupakan pintu masuk terbaik untuk memasuki pasar Eropa. "Jaringan perusahaan yang ada di Walonia bisa menjangkau 65 persen pasar Eropa dalam hitungan jam," kata dia di sela kunjungannya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang menerima rombongan Putri Belgia itu mengatakan, pemerintah berencana menggser rencana pelabuhan yang asalnya di Cilamaya di Karawang menuju Subang atau Indramayu. “Barangakali pemerintah pusat bisa bekerjasama dengan Belgia, barangkali investasi atau apa,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 Maret 2016.
Deddy mengakui Belgia menawarkan diri untuk mengembangkan infrastruktur pelabuhan di Jawa Barat. “Belgia ini salah satu keungulan teknologinya adalah pelabuhan, karena empat besar pelabuhan di Eropa salah satunya Belgia. Makanya dia tawarkan, kalau bisa kerjasama membangun pelabuhan. Sementara di Jawa Barat belum punya pelabuhan kecuali pelabuhan kecil di Cirebon yang akan diperluas. Cilamaya yang nggak jadi akan dipindah,” kata dia.
Deddy menolak merinci rencana pelabuhan baru di pantai utara Jawa Barat yang menjadi pengganti Cilamaya dengan alasan dilarang membocorkannya oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Salah satu alasannya khawatir rencana pengembangannya bakal terganggu. "Nggak boleh ngomong sama Pak Jusuf Kalla, mungkin daerah Subang atau Indramayu," katanya.
Menurut Deddy, lokasi pelabuhan di Subang atau Indramayu itu yang paling memungkinkan untuk menjadi lokasi pemindahan rencana Pelabuhan Cilamaya di Karawang yang terganjal jaringan pipa migas milik Pertamina. “Yang paling memungkinkan di situ karena jaringan pipanya tidak serumit di Cilamaya,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pemerintah pusat sedang membangun Pelabuhan Patimban. “On going pekerjaannya. Patimban nanti kelasnya di atas pelabuhan regional, bisa dikembangakan lagi ke depannya,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 Maret 2016.
Dedi mengatakan, Menteri Perhubungan saat ini tengah menawarkan pada Jepang untuk menanam investasinya dalam pengembangan pelabuhan Patimban. Salah satu tawaran investasi pengembangan pelabuhan itu lewat skema PPP atau Public Private Partnership untuk menjadi pelabuhan komersial.
Menurut Dedi, pengerjaan pengembangan Pelabuhan Patimban saat ini untuk menambah kapasitasnya. Rencananya, pelabuhan itu akan menjadi alternatif untuk bongkar muat batubara yang saat ini terkonsentrasi di Pelabuhan Cirebon. “Antisipasi Cireobn, sebagai pelabuhan pengumpul,” kata dia. Salah satu pengembangan pelabuhan itu misalnya dengan perbaikan akses jalan menuju Patimban.
Sementara soal rencana pengganti lokasi pelabuhan Cilamaya sendiri diklaimnya masih dalam proses studi. Dia membenarkan lokasinya bergeser ke arah timur dari lokasi semula, yakni antara Subang, Indramayu, atau Cirebon.
AHMAD FIKRI