TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta media massa baik cetak, elektronik maupun televisi untuk lebih detail dalam menuliskan nama daerah. Contohnya dalam peristiwa banjir di Dayeuhkolot. Masih banyak media yang menyebutkan banjir tersebut di Bandung, bukan Kabupaten Bandung.
"Kalau tidak dijelaskan secara lengkap masyarakat yang mengkonsumsi berita pasti akan mengasumsikan kota Bandung," kata Ridwan Kamil di rumah dinasnya, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Selasa, 15 Maret 2016.
Akibat penulisan nama daerah yang tidak lengkap, Ridwan Kamil mengaku seringkali dirisak di media sosial baik twitter maupun facebook. Dia dianggap tidak mampu mengentaskan banjir yang bukan tanggungjawabnya.
Contohnya seperti yang ditulis pemilik akun twitter @Tifanni_T39. "Sapi pd kmna ya? Kok sepi? Giliran Jkt yg banjir pd ribut. Bully jg dong kang @ridwankamil dan @aheryawan https://t.co/zglImX5KsE,"
Begitu pula pemilik akun @SuryatiKader. "Aduh..Bandung kok alami Banjir terparah selama 10 Tahun. Gimana ni pak Solusi jy..minimal nggk smpai rekir trparah lah ya..@ridwankamil"
"Ketidakakurasian berita ini menyebabkan ada multitafsir. Apalagi kalau sudah dihubungkan dengan politik. Jadi saya sering dibully urusan banjir Dayeuhkolot," ujar Ridwan Kamil.
Pada dasarnya, Ridwan Kamil tidak masalah dirinya dirisak di media sosial. Menurut dia, netizen sering kali hanya melihat judul berita.
"Jadi saran saya sederhana saja, tolong edukasi masyarakat dengan keakurasian berita," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA