TEMPO.CO, Bandung - Seusai kalah di pemilihan kepala daerah Karawang pada 9 Desember 2015, Saan Mustopa memiliki nasib baru. Siapa sangka, walau kalah di pilkada dan keluar dari Senayan, karier politiknya belum usai. Kini, Ia menyeberang ke partai lain.
Seusai pilkada Karawang, Saan keluar dari Demokrat. Berbeda dengan rekannya sesama Demokrat, Cellica Nurrachadiana, yang mantap ikut pilkada dengan restu SBY, Saan disebut-sebut maju tanpa restu SBY. Walau begitu, Saan tetap nekat ikut pilkada, diusung oleh Partai Gerindra, NasDem, dan Golkar.
Di pilkada Karawang, ada tiga kader Demokrat yang bertarung. Selain Saan, ada Daday Hudaya dan Cellica Nurrachadiana, calon inkumben yang menjadi pemenang di pilkada Karawang.
Bagi Saan, ikut pilkada Karawang merupakan pertaruhan karier politiknya. Ia sampai rela berhenti sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menjelang pesta demokrasi di Karawang itu. Ia pun ikut menanggung konsekuensi, otomatis berhenti sebagai anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Fraksi Demokrat. Tunduk pada aturan perhentian antar waktu.
Hal itu tidak membuat pria 47 tahun ini kapok berkarier di dunia politik. Seusai keluar dari Demokrat dan berhenti dari Senayan, Saan menerima ajakan Partai NasDem. "Saya tidak kepikiran untuk berhenti dari dunia politik. Sekarang saya mendapat misi, membesarkan Partai NasDem di Jawa Barat," ujar Saan, kepada Tempo di Bandung, Ahad, 13 Maret 2016.
Saan mengatakan, seusai pilkada 9 Desember lalu, ia mulai didekati Partai NasDem. Melalui Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Enggarsito Lukita, Saan diperkenalkan ke perwakilan NasDem di berbagai daerah.
"Untuk adaptasi di habitat baru, saya diajak Kang Enggar ke berbagai acara NasDem di daerah. Termasuk keliling ke-22 dari 27 DPC NasDem di Jabar," beber Saan.
Akhirnya, pada Rapat Konsolidasi Nasional NasDem di Bali, 16 Januari 2016, Saan dipercaya membesarkan NasDem di Jawa Barat. "Memilih orang untuk mengirimkan wakil-wakil DPR pusat, provinsi, dan kabupaten sebanyak-banyaknya. Termasuk mencari sosok yang pantas untuk Jabar Satu."
Saan mengaku menyambut ajakan itu dengan sangat antusias. Ia sampai rela membatalkan agenda bersepeda ke Tasik dan Pangandaran. "Karena agendanya bentrok. Padahal sudah ngangkut sepeda. Akhirnya, saat itu saya pilih ke Bali," katanya.
HISYAM LUTHFIANA