TEMPO.CO, Jakarta - Banjir sedalam satu-satu setengah meter sempat merendam belasan rumah di Dusun Kragilan, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sebanyak 150 jiwa terpaksa mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir diakibatkan meluapnya Kali Winongo dan Kali Tempuran pada Sabtu, 12 Maret 2016, sekitar pukul 19.30 WIB. "Terjadi hujan deras di bagian utara Yogyakarta hingga di Gunung Merapi," katanya melalui siaran pers Ahad, 13 Maret 2016.
Menurut Sutopo, banjir merendam rumah milik warga dengan nama-nama berikut:
1. Ngadino, 45 tahun
2. Rigo, 50 tahun
3. Rinto, 56 tahun
4. Parno, 40 tahun
5. Dauhuri, 57 tahun
6. Budiyono, 37 tahun
7. Puji Lestari, 42 tahun
8. Harsono, 35 tahun
9. Suyitno, 33 tahun
10. Rojak, 49 tahun
11. Giyanto, 60 tahun
12. Harsono, 45 tahun
13. Sarmiyati, 40 tahun
14. Mmoktar, 53 tahun
15. Heri witoko, 43 tahun
Aliran sungai saat ini sudah surut dan warga mulai membersihkan rumah mereka.
Sutopo mengatakan tidak ada korban jiwa. Namun beberapa rumah rusak berat akibat tertimpa talud ambrol dan sebagian terkena arus deras. Rumah tersebut berada di bantaran sungai di RT 1 RW 1, Kampung Jlagran, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta.
Sementara itu di Bintaran, Sungai Code mulai meluap. Air masuk ke rumah warga dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter. Warga mulai evakuasi ke Gereja Bintaran. "Banjir tersebut adalah banjir kiriman dari bagian hulu mengingat di Kota Yogyakarta tidak hujan. Tiba-tiba debit Kali Winongo meningkat cepat," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman dan BPBD Provinsi Yogyakarta masih mendata dampak banjir.
VINDRY FLORENTIN