TEMPO.CO, Sidoarjo – Sejumlah rumah milik warga di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, yang berada di sekitar lokasi kebocoran jaringan pipa gas, diminta tidak menyalakan gas sementara waktu. Jaringan pipa gas ini diduga milik Lapindo Brantas Inc.
“Setidaknya ada tujuh rumah yang diminta tidak menyalakan gas dulu untuk memasak. Larangan itu langsung disampaikan Pak Kapolsek Tanggulangin kepada saya,” kata M. Fauzi, Ketua RT 3 RW 2, Desa Kedungbanteng, Jumat, 11 Maret 2016.
Namun pemilik dari ketujuh rumah itu belum mendapat kompensasi. Lapindo Brantas baru memberi kompensasi kepada Supriyono, seorang warga yang sebagian perabot rumahnya terbakar akibat pipa gas yang bocor dan sempat terbakar di dekat rumahnya. "Mereka kan butuh makan juga."
Kebocoran jaringan pipa gas yang diduga milik Lapindo itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIT dan baru bisa dipadamkan dua jam kemudian. Kebocoran itu sempat menimbulkan kepanikan warga, bahkan mengakibatkan kebakaran di satu rumah.
Lokasi kebocoran gas berada persis di tengah jalan Desa Kedungbanteng RT 3 RW 2, yang bersebelahan dengan rumah Supriyono. Ruas jalan itu berada tidak jauh dari titik sumur Tanggulangin 1 (TGA 1) yang beberapa waktu lalu akan dibor Lapindo Brantas Inc.
Saat ini, lokasi kebocoran telah dijaga dan dipasangi garis polisi. Warga juga sudah bisa menggunakan jalan yang sempat ditutup tersebut. Sampai tulisan ini diturunkan, Lapindo Brantas Inc belum memberi keterangan.
Selama ini sumur aktif milik Lapindo Brantas memang memproduksi gas. Rencana pengeboran sumur baru dibuat untuk meningkatkan produksi yang sudah menyusut. Namun rencana ini ditolak warga setempat karena trauma dengan bencana semburan lumpur yang telah berusia sembilan tahun.
NUR HADI