TEMPO.CO, Palembang - Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo mengatakan pihaknya masih menelusuri izin penerbitan dan peredaran buku fikih kelas II sekolah dasar Islam. Bila ditemukan penyimpangan, buku itu akan ditarik dari peredaran.
Buku fikih tersebut membuat heboh karena menyebutkan banci bisa menjadi imam salat jika semua makmumnya perempuan. "Jika iya, itu ada penyimpangan dan akan ditarik," ucap Widodo, Kamis, 10 Maret 2016.
Hari ini, ujar Widodo, Dinas Pendidikan bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Selatan menelusuri tiga sekolah. Baca: Orangtua murid SD di Palembang temukan penyimpangan buku Agama Islam.
Ihwal benar-tidaknya isi buku itu bila ditinjau dari perspektif Islam, menurut dia, Kementerian Agama-lah yang bisa memberi fatwa. Fatwa itu akan dipakai sebagai landasan menarik peredaran buku.
Dinas Pendidikan, tutur dia, juga akan menelusuri seberapa luas peredaran buku tersebut. "Saya bersama Kakanwil Kemenag akan klarifikasi ke perwakilan penerbitnya di Sumatera Selatan."
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Selatan Saefudin Latif membenarkan bahwa pihaknya bersama pihak terkait telah mendalami peredaran buku tersebut. Selain mendatangi sekolah pengguna buku, mereka mengklarifikasi temuan itu kepada orang tua siswa.
Dalam penelusuran awal, buku tersebut memang digunakan di beberapa sekolah Islam di Palembang. "Kami akan cek silang ke pihak penerbit langsung," kata Saefudin.
Senin lalu, orang tua siswa memberi foto sampul beserta halaman yang membahas syarat menjadi imam. Dalam buku itu disebutkan orang yang bisa dijadikan imam ada tiga. Pertama, laki-laki, apabila makmumnya laki-laki, perempuan, dan banci. Kedua, perempuan, apabila seluruh makmumnya perempuan. Dan ketiga, banci, apabila semua makmumnya perempuan.
Poin ketiga inilah yang menjadi keluhan Manita, orang tua siswa. Pasalnya, persoalan banci dapat diperdebatkan. Buku dengan sampul putih judul Fiqih Kurikulum 2008 penerbit Yudhistira pada halaman 82 pelajaran syarat menjadi imam itu diyakininya juga telah diserap sekolah lain.
PARLIZA HENDRAWAN