TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan menteri dalam kabinetnya untuk segera menyelesaikan masalah masa waktu tunggu muat-bongkar barang atau dwelling time.
Jokowi mengaku kecewa karena dwelling time di Indonesia mencapai 6-7 hari. Ia mencontohkan dwelling time di Singapura yang hanya 1 hari, sementara di Malaysia 2 hari.
"Saya tunggu. Jika 6 bulan tidak bergerak sama sekali, ada menteri yang akan saya copot," ucap Jokowi saat meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 10 Maret 2016. "Saya cek lagi sudah di bawah 5 hari."
Jokowi menginstruksikan menteri yang berhubungan dengan dwelling time mengikuti sistem seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia. Presiden berharap, bulan ini atau bulan depan waktu dwelling time hanya 3 hari.
Jokowi juga mengingatkan salah satu penyebab terjadinya perombakan kabinet jilid pertama adalah masalah dwelling time. Presiden minta menteri, yang sekarang ada di kabinetnya, segera menyelesaikan persoalan dwelling time supaya tidak menjadi korban seperti saat perombakan kabinet I. "Jangan sampai ada korban lagi terkait dengan dwelling time, jangan main-main lagi," ucapnya.
Dalam perombakan kabinet I pada Agustus tahun lalu, Jokowi mencopot sejumlah menteri, termasuk Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Susilo. Beberapa pekan sebelumnya, Jokowi marah besar ketika melakukan inspeksi mendadak mengenai dwelling time di Tanjung Priok. Saat itu ia menyatakan tidak takut mencopot menteri jika masalah dwelling time tak segera dibereskan.
Selain Indroyono, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dicopot. Presiden juga menggeser posisi Sofyan Djalil dari Menteri Koordinator Perekonomian menjadi Kepala Bappenas.
ANANDA TERESIA