TEMPO.CO, Jakarta – Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bengkulu, Pebri Surgiansyah, mengatakan gerhana matahari total (GMT) berpeluang lebih besar terlihat di wilayah barat Indonesia, antara lain Bengkulu, pada 9 Maret 2016. Sebab, menurut dia, saat itu peluang terjadinya hujan di wilayah barat lebih kecil dibanding di wilayah timur, sehingga peluang terlihatnya gerhana matahari lebih besar.
"Bengkulu, Palembang, Palangkaraya, dan Palu peluang hujannya paling kecil sekitar 20 persen. Sedangkan wilayah Ternate dan Maba akan mengalami gerhana terlama, tapi peluang hujannya 90 persen," kata Pebri, Jumat, 4 Maret 2016.
Ia menjelaskan, prakiraan cuaca itu sesuai dengan data pola cuaca di berbagai wilayah Indonesia selama bertahun-tahun. Awal tahun, pembentukan awan terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia. Wilayah timur cenderung cerah. Pertengahan tahun, terjadi hal sebaliknya. Maret nanti adalah masa transisi, saat awan mulai terbentuk di wilayah timur.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mengajak masyarakat menonton bareng GMT dari Benteng Marlborough. Lokasi ini dipilih karena memiliki nilai sejarah—merupakan peninggalan Inggris ketika berkuasa di daerah ini.
"Acara GMT di Benteng Marlborough sekaligus untuk mempromosikan pariwisata Bengkulu ke berbagai negara di dunia. Karena itu, acara menyaksikan GMT kami pusatkan di Benteng Marlborough," ujarnya.
PHESI ESTER JULIKAWATI