TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo mengatakan, dari laporan pada pukul 16.00 WIB, 41 orang penumpang kapal Rafelia 2 yang karam di Selat Bali berhasil dievakuasi dengan selamat. "Sepuluh orang masih dicari," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 4 Maret 2016.
Menurut Henry, penumpang kapal feri berjumlah 37 orang ditambah 14 anak buah kapal. "Jadi totalnya 51," katanya. "Kapal tenggelam waktu mendekat ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, berjarak sekitar 100 meter."
Dia menambahkan, kapal membawa penumpang dan barang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali menuju Pelabuhan Ketapang. Berat barang dan kendaraan lebih-kurang 185 ton. Basarnas mengirim 30 penyelamat dari tiga pos, yakni pos Basarnas Jembrana (Bali), Jember (Jawa Timur), dan Gilimanuk (Bali).
Syahbandar Pelabuhan Ketapang, Ispriyanto, menuturkan penyebab kecelakaan Rafelia 2 masih diselidiki. Ispriyanto belum bisa menjelaskan secara detail ihwal kronologi karamnya kapal tersebut karena saat ini masih berada di Jakarta. "Saya lagi perjalanan pulang ke Banyuwangi," kata Ispriyanto.
Ispriyanto menuturkan Rafelia 2 merupakan milik Darma Bahari Utama. Selama ini ada 35 kapal sejenis yang beroperasi di Selat Bali. "Dalam kasus kapal tenggelam lima tahun terakhir ini, umumnya karena kemasukan air. Namun penyelidikan akan dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi," ucap Ispriyanto.
Berdasarkan kronologi dari Polres Banyuwangi, sekitar pukul 12.30 WIB kapal berangkat dari Pelabuhan Gilimanuk. Pukul 12.45 nakhoda berkomunikasi dengan petugas Pelabuhan Ketapang bahwa ada tanda-tanda kemiringan kapal sudah 10 derajat.
Pukul 12.50 WIB nakhoda meminta izin untuk mendarat. Pukul 13.09 WIB Kapal Rafelia 2 tenggelam. Polres Banyuwangi menurunkan Kapal Pol X-1033 untuk melakukan pencarian dan penyelamatan terhadap penumpang yang masih hilang di sekitar tempat tenggelamnya kapal.
REZKI ALVIONITASARI | DAVID PRIYASIDHARTA