TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur telah menurunkan tim untuk mengecek jembatan di Jalan Soekarno Hatta, Kota Malang, sejak Rabu 2 Maret dan Kamis 3 Maret 2016.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur Supaad menjelaskan pengecekan dilakukan sebagai respon kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa jembatan tersebut melengkung dan seolah-olah akan runtuh.
"Kami sudah sejak semalam lakukan pemeriksaan, kami foto dari berbagai sisi termasuk hari ini ambil foto dari atas pakai drone," kata Supaad kepada Tempo, Kamis, 3 Maret 2016.
Dari pengecekan itu diketahui bahwa kondisi jembatan masih sangat bagus dan layak digunakan. Tidak ada aspal yang rusak maupun baut yang longgar. "Pengecekan melalui foto seperti itu," katanya.
Setelah memeriksa lewat foto, kata Supaad, akan dilakukan uji fisik dan uji beban. Pengujian dilakukan oleh tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktoral Jenderal Bina Marga. "Tim dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT) juga sudah kami minta untuk lakukan uji beban," katanya.
Berikutnya keluar rekomendasi untuk jembatan itu. Ada tiga macam rekomendasi yaitu bahwa jembatan masih bisa dipertahankan, dipertahankan dengan perbaikan, dan dibongkar. "Dari tiga macam rekomendasi itu akan dipilih setelah dilakukan uji fisik dan uji beban," ujarnya.
Supaad menuturkan jembatan itu dibangun pada 1988 oleh pemerintah pusat dan merupakan bagian proyek jalan arteri di Kota Malang. Konstruksi rangka bajanya dibuat oleh PT Trans Bakrie dan Australia. "Umur jembatan itu sampai 50 tahun," katanya.
Sejak dibangun pada 1988, Supaad mengakui bahwa jembatan itu agak aneh karena terjadi lendutan yang besar. Namun lendutan yang besar tidak membuat kerusakan lantai jembatan. "Jadi lantainya awet meski lendutannya di atas toleransi jembatan rangka pada umumnya," katanya.
Setiap tahun, kata dia, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur melakukan pengecakan berkala. Dalam proses perawatan diketahui konstruksi jembatan tidak pernah bermasalah. "Setiap tahunnya kami cek semua, bautnya dikencengin dan sambungan jembatan juga kami cek. Tidak ada apa-apa," tuturnya.
Namun pada 2014, katanya, Pemerintah Kota Malang dengan bahan kajian dari Universitas Brawijaya mengajukan ke Gubernur Jawa Timur agar jembatan itu diganti. Permintaan itu tidak dipenuhi. "Karena hasil kajian kami dan telah kami kirimkan ke kementerian dan KKJT, hasilnya pada prinsipnya jembatan itu tak bermasalah," katanya.
EDWIN FAJERIAL