TEMPO.CO, Padang - Warga Kota Padang mulai menuju daerah yang lebih tinggi setelah gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter mengguncang Kepulauan Mentawai dan dinyatakan berpotensi tsunami pada Rabu 2 Maret 2016. Berdasarkan pantauan, terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan Kota Padang.
Kemacetan diantaranya terjadi di jalur utama Andalas Padang. Warga terpantau mengarah ke kawasan By Pass hingga Limau Manis Padang, yang berada di zona hijau dan dianggap cukup tinggi dari bibir pantai.
Warga terlihat berjalan kaki membawa tas bersama sanak saudaranya. Ada yang menaiki mobil pick up menuju daratan lebih tinggi. Selain itu, banyak warga yang memilih masjid untuk jadi tempat mengungsi. Masjid-masjid di sepanjang jalan Andalas dan Mohammad Hatta, terlihat ramai dipenuhi warga.
Berita Terbaru: Gempa Bumi Mentawai
Salah seorang warga, Werni, 45 tahun, mengaku mengajak anak dan saudaranya berjalan dari kawasan Sawahan menuju Andalas. Mereka berjalan sekitar dua kilometer menuju zona hijau dengan membawa tas yang berisi pakaian. "Gempanya kuat dan lama," katanya saat ditemui di Masjid Raya Andalas, Padang, Rabu malam, 2 Maret 2016.
Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono, mengatakan gempa dirasakan di seluruh Sumatera Barat. Termasuk Bengkulu dan Sibolga, Sumatera Utara. "Di Padang Panjang MMI nya III hingga IV. Di Mentawai pasti lebih dari itu," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang menyebutkan gempa terjadi di koordinat 4.92 Lintang Selatan (LS) dan 94.39 Bujur Timur (BT). Lokasi di skeitar di 682 kilometer Barat Daya Kepualau Mentawai. "Kedalaman 10 kilometer. Berpotensi tsunami," kata Rahmat.
ANDRI EL FARUQI